-->

Selasa, 21 Juni 2011

::LunAriel-The Alexandria Chapter 3:: oleh Ritha H. Boriels

Masih di kamar nazril, aku tak bergerak sedikitpun dari tempatku berdiri sekarang. aku masih menangis saat nazril menyebutkan nama pria yang sangat aku cintai. Nazril masih menggenggam kalung yang ku kenakan “ARIEL?? Apa dia laki-laki yang kau cintai? Dia laki-laki pengecut yang tak mau memperjuangkan cintanya dan menyelamatkan kebahagiaanmu dan cinta kalian?”gumam nazril. aku tersentak, tak menyangka nazril akan berbicara seperti itu. aku kemudian menyingkirkan tangan nazril dari kalungnya “singkirkan tanganmu itu nazril,”ucapku gemetar. Sungguh kakiku sudah tak bisa menopang tubuhku lagi, aku terkulai lemas dilantai masih dalam keadaan menangis, entah kenapa airmataku ini tak bisa berhenti mengalir. “kau tak berhak menjudge dia seperti itu, kau tak pernah tahu kisahku nazril, jadi berhentilah kau menyebutnya dia pengecut”ucapku dan masih dalam keadaan menangis.
“terserah kau sajalah luna, itu hidupmu”ucap nazril dan bergegas menuju tempat tidur. Ya tuhan!! Dia laki-laki macam apa sih? Kenapa dia selalu galak padaku dan selalu saja begitu. Kenapa dia harus menjadi suamiku sih.

15 menit kemudian aku sudah mulai bisa mengatur perasaanku, lagian yang dikatakan nazril memang benar juga sih, ariel sama sekali tak memperjuangkan cintanya. Uhh lagian ariel itu kan cinta monyetku, harusnya aku melupakannya bukannya perasaanku ini tambah dalam padanya’batinku. Lantas aku mengganti bajuku dengan pakaian tidurku, tapi GOD!!aku mau tidur dimana? Gak mungkin aku tidur satu ranjang dengan nazril.
“zril, nazril?”panggilku, tapi nazril tak menjawab panggilanku.
“nazril, loe bangun dong? Gw tidur dimana?”ucapkusambil menggoyang-goyangkan tubuh nazril.. duh nih cowok beneran udah tidur apa belum sih? Dibangunin kok gak bangun-bangun juga?’batinku. aku tak mau kalah dengannya. Ya walaupun ini kamarnya nazril tapi ini juga sudah menjadi kamarku kan, jadi wajar juga kan kalau aku ingin tidur ditempat tidur. Dengan semangat luna mendorong tubuh nazril hingga cowok itu terjatuh ke lantai.
“awww..!!”
“uppss.. sorry”ucapku nyengir
“loe itu gila atau apa sih? Main dorong seenaknya,gw tuh lagi tidur, kalau loe mau tidur sono gih disofa aja”ucap nazril.
“gak mau, loe masa tega sih ngebiarin cewek tidur disofa,sementara loe enak-enakan tidur ditempat tidur. Pokoknya loe yang tidur disofa titik gak peke koma”ucapku
“loe yang tidur disofa!”
“Loe!!”ucapku tak mau kalah.
“loe tidur disofa atau gak loe tidur sama gw disini”tunjuk nazril ketempat tidurnya.
“uhh.. ogah gw tidur seranjang sama loe, udah cepetan loe tidur disana”aku mendorong nazril menuju sofa,tapi nazril tak mau pergi sehingga aku terpeleset dan *Bughh!! Aku menarik nazril untuk menahan tubuhku agar tidak terjatuh, tapi justru nazril yang ikut terjatuh denganku, dan kini nazril berada diatas tubuhku. Aku benar-benar terdiam melihat nazril dari jarak sedekat ini.
“nazril!!loe berat banget tau”gumamku menyingkirkan tubuh nazril.
“hufft.. jadi keputusannya sekarang gimana? Gw udah cape ngantuk!!!”ucap nazril.
“sama!!gini aja deh, malam ini gw tidur ditempat tidur besok loe. DEAL!!”ucapku mengulurkan tangan.
Heumm.. akhirnya aku bisa bernafas dengan lega, akhirnya nazril mau mengalah.“ya sudahlah, lagian debat sama loe gak ada selesainya.”nazril menyambut uluran tanganku.


-jam 08.00-
“ARRRGGHHH!!!!”aku teriak sekencang-kencangnya saat aku terbangun nazril sedang berbaring disampingku.
“duhh.. berisik loe lun!!”ucap nazril sambil menutup kepalanya dengan bantal.
“heh!loe itu gila atau apa sih? Gw bilang loe tidur disofa, ngapain tidur disini sih”ucapku kesal.
“luna!! Loe liat tuh, sofanya sempit. Mana muat gw tidur disana, lagian gw cuman tidur aja.”ucap nazril kembali memejamkan matanya.
“loe jangan tidur lagi, gak enak kan sama nyokap loe kalau jam segini kita belum keluar kamar”ucapku menggoyang-goyangkan tubuh nazril.
“arrgghh!! Loe itu berisik banget sih jadi cewek! Iya, iya gw bangun nih sekarang”gerutu nazril dengan kesal.
“bagus!! Itu suami yang baik namanya. Hehehe”ucapku nyengir. Entah kenapa aku sedikit agak terbiasa dengan nazril, walaupun aku baru menghabiskan semalam saja dengannya.

Saat sedang sarapan Hp nazril berbunyi, aku melirik panggilan masuk di Hpnya. Tertera nama Uki. Oh pasti yang semalam itu’pikirku.
“ya ki, kenapa?”
“malam ini dia nantang loe balapan lagi. Gw udah jelasin loe gak bisa ikut, tapi dia bilang kalau loe malam ini gak dating berarti loe pengecut.”
“loe bilang ke dia, malam ini gw datang”ucap nazril lalu menutup telponnya. Heum.. sepertinya nazril malam ini akan pergi. Yess! Aku bisa tidur sendirian, gw berharap nazril nginep aja tuh dirumah uki’batinku dengan senang.

“Luna, bagaimana semalam? Apa kamu canggung tidur bersama nazril?”ucap tante salma mamanya nazril.
“heuumm.. awalnya sih ma, tapi ya semalem cape banget jadi luna langsung tidur saja”jawabku berbohong. Padahal semalam aku dan nazril sempet berdebat.
“Luna, mama senang ternyata perjodohan ini tidak melukai satu sama lain. Mama awalnya takut kalau nazril akan bersikap dingin padamu. Karena seingat mama nazril kurang begitu baik kalau sama perempuan yang belum dikenalnya”jelas mama. Aku tersenyum. Dugaan mama memang tepat, pertama ketemu dengan nazril sikapnya memang sangat menyebalkan.
“baiklah luna. Ini tiket honey moon kamu sama nazril ke Bali, mama sama papa hanya memberikan hadiah ini, semoga kamu bisa segera mungkin memberi kami cucu”ucap mama menepuk pundakku. Aku terdiam. Tiket? Honey Moon? Dengan begitu aku mesti sekamar lagi dengan nazril? Uhh gak.. gak mau!! Aku gak mau sekamar lagi dengan nazril!!!’perang batin dalam diriku.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan. Tunggu bukan maksud aku menunggu nazril pulang, hanya saja sampai saat ini nazril belum pulang juga, dengan begitu aku bisa tidur nyenyak sekarang. Yess! Aku senang banget nazril gak pulang’batinku. Namun ternyata dugaanku salah, pintu kamar terbuka dan kulihat nazril mengendap-ngendap masuk ke kamar.
“loe itu kenapa sih? Kayak maling aja masuk kamar ngendap-ngendap”ucapku.
“sssttt…!!”
“kenapa sih zril?”
“loe ganti baju sekarang dan ikut gw”ucapnya.
“kemana?”tanyaku bingung.
“udah nurut saja, cepet ganti baju loe! Gw gak punya banyak waktu.”jelasnya. uhh dasar cowok aneh!!’batinku. tapi entah kenapa aku menurut saja dan mengikuti apa yang diperintahkannya. Beberpa menit kemudian aku sudah siap dengan kemeja favoritku dengan celana jeans yang biasa kupakai sehari-hari. Rambut kubiarkan tergerai saja.
“loe mau bawa gw kemana?”tanyaku. nazril tak banyak bicara, dia hanya menarik tanganku dan keluar melalui jendela.
“eh.. tunggu!!!”aku menarik tangan nazril. “ada pintu ngapain kita lewat jendela?”gumamku.
“bawell!! Loe ikuti saja apa yang gw lakukan”perintahnya. Aku menghentakkan kakiku karena kesal. Tapi nazril memapahku bahkan dia menggendongku supaya aku bisa keluar dari jendela.
“loe berat banget sih lun”ucapnya.
“yee..!! suruh siapa lewat jendela, jelas-jelas ada pintu malah lewat sini”gumamku. Nazril hanya tersenyum, sepertinya ini kebiasaannya. Soalnya dia lancar banget keluar rumah tapi tak lewat pintu.

“zril, loe mau balapan ya?ucapku sambil teriak.
“loe jangan bilang semua ini sama mama ok!!”teriak nazril.
“memangnya kenapa?”tanyaku lagi.
“pokoknya loe jangan bilang!!”balasnya. heumm.. ok! Untuk kali ini aku bisa berdamai dengannya. Dan aku juga tak mengerti kenapa nazril bisa percaya kalau aku tak akan mengatakan apa-apa pada mama. Ya sudahlah lagian aku juga tak berniat mengadu.
Akhirnya perjalanan kamipun tiba juga. Disana sudah ada beberapa orang yang menurut penglihatanku mereka adalah lawannya nazril. Nazril kemudian memarkir motornya dekat uki. Dan aku sangat kaget saat melihat kirana sahabatku berdiri disamping uki.
“Kiran!!”ucapku berhambur ke pelukannya.
“hai pengantin baru!! Gw kangen sama loe!! Dikampus sepi kalau gak ad aloe”ucap kiran. Aku tersenyum “tunggu! Kok loe bisa ada sama uki?tanyaku penasaran.
“uki bilang, nazril mau balapan dan uki juga bilang nazril mau gak mau pasti bawa loe kesini, terus gw disuruh nemenin loe disini”jelas kiran. Saat hendak berbicara dengan kirana nazril menarikku ke tempat yang agak jauh dari bisingnya suara motor.
“kenapa?tanyaku.
“loe denger baik-baik. Loe tetep berdiri disamping uki dan kiran ok! Dan loe jangan pergi kemana-mana, kalau loe mau pergi loe minta antar uki”jelas nazril.
“loe khawatirin gw zril?tanyaku kaget.
“nurut saja kenapa sih!!”bentak nazril. Uhh nih cowok mulai banget galaknya, tadi aja baik banget khawatirin gw.
“nazril”panggilku. Nazril menghentikkan langkahnya. Aku melepas syal yang aku pakai “gw tahu loe tegang kan, karena yang menjadi lawan loe sekarang adalah musuk terbesar loe. Loe pakai syal ini, gw berharap syal ini bisa menenangkan loe. Good luck ya!!”ucapku menepuk pundak nazril. Entah kenapa rasanya aku baru saja melakukan hal yang gila! Menyemangati nazril dan menenangkannya. Come on Luna! Cinta loe hanya untuk ariel bukan nazril.’batinku.

“akhirnya loe datang juga nazril irham!!”ujar salah seorang pria itu dengan sombongnya.
“gw bukan pengecut!”ucap nazril dingin.
“well! Kita lihat saja nanti siapa yang akan menang”ucap laki-laki itu. 15 menit lagi balapan akan segera dimulai. Nazril dan lainnya sudah bersiap diposisi masing-masing. Walaupun tak suka dengan balapan tapi kali ini aku bedoa untuk nazril semoga dia menang.
“1…2…3…”seorang perempuan menjatuhkan sapu tangan menandakan balapan sudah dimulai. Nazril memacu motor ninja merahnya dengan cepat. Demi apapun aku dibuat berdebar-debar takut kalau nazril kalah, apalagi motor ninja putih dibelakangnya terus mengejar nazril.
“Go Nazril.. Go Nazril!!!”teriakku.
“Luna, semangat amat loe? Jangan bilang loe udah mulai jatuh cinta sama nazril?tanya kiran
“Hah? Gak lah ran, lagian gak ada salahnya dong dukung nazril”ucapku tersenyum. Kirana dan uki ikut tersenyum dan kembali meneriaki nama nazril. Beberpa ratus meter lagi menuju garis finish dan nazril masih mendudukki peringkat pertama, tapi motor ninja putih itu masih saja mengejar nazril sampai akhirnya tiba digaris finish dan yee! Nazril memenangkan balapan ini.
“yeee!!! Nazril menang!!!”teriakku senang. Huh!! Ternyata seru juga kalau disini, bisa menghilangkan kekesalan.’batinku. nazril menghampiriku,kiran dan Uki.
“dahsyat zril, gw tahu loe akan menang! Loe kan sang juara di arena balap”puji uki. Nazril hanya tersenyum.
“selamat ya!”ucapku mengulurkan tangan. Dan tanpa diduga nazril malah memelukku.
“thanks luna, berkat loe gw bisa menang!”ucapnya. Apa? Gw gak salah denger kan? Barusan nazril bilang semua ini berkat gw.
“heumm.. loe kan yang balapan kok berkat gw sih?tanyaku.
“huu!! Dasar Lemot!!!”ucap nazril mengacak-ngacak rambutku.
“cie…cie.. pengantin baru mesra amatt!!”ledek kiran dan uki. Nazril hanya tersenyum, sementara aku masih terdiam dan tak percaya dengan apa yang baru saja nazril lakukan.

“zril, gw ke toilet dulu ya”ucapku.
“sama siapa?tanya nazril”
“sendiri, tenang aja deket kok disana”ucapku yakin. Nazril mengangguk dan tersenyum. Heumm.. padahal toiletnya cukup jauh sih, tapi terpaksa aku bebohong.
Saat aku sedang berjalan tiba-tiba ada 3 orang yang menghadangku, jelas saja aku ketakutan dan berniat kembali ke nazril dan yang lainnya. Tapi sialnya aku sudah dikepung.
“hai cantik! Loe mau kemana?”
“kalian mau ngapain? Minggir gak?”ucapku.
“alah, cantik-cantik kok galak sih!?? Sini sama abang aja yuk”ucap slah satu preman itu dan mencolek tangan luna.
Ya tuhan!! Aku harus lari kemana lagi?batinku. aku tiba-tiba terjatuh tersandung batu.“apaan sih! Kalian mau ngapain? Minggir gak!!”ucapku mulai ketakutan. Aku berlari sekuat yang aku bisa, tapi sialnya aku salah arah. Aku malah berlari menjauhi tempat nazril berada.
“makanya neng,kan saya bilang gak usah lari”ucap salah seorang preman itu mendekatiku.
“arrgghh!!!”aku mulai teriak antara ketakutan dan rasa sakit karena tangan dan kakiku berdarah.
“HEH! Berhernti!”ucap salah seorang. Aku tak sempat melihatnya, karena terhalang oleh tubuh preman didepanku.
“loe jangan beraninya sama perempuan! Lawan gw kalau berani”ucapnya.
“sialan! Ayo kaburr!!”ucap salah seorang preman memerintahkan kepada anak buahnya.
“loe gak apa-apa?tanyanya. aku berusaha bangun namun terjatuh lagi.
“sini gw Bantu”ucapnya.
“maksih ya loe udah nolongin gw”ucapku.
“loe mau gw bawa kemana?”
“ke arena balap aja, temen-temenku masih ada disana.”ucapku. aku berjalan dipapah oleh laki-laki ini. Perasaanku berdebar-debar, entah kenapa aku seperti pernah merasakan hal seperti ini.
“aww..!!” teriakku. Kakiku sungguh terasa ngilu, mungkin karena aku tadi tersandung batu.
“loe beneran gak kenapa-napa kan? Gw gak bisa anterin loe sampai sana, gw harus pergi”ucapnya.
“ya gak apa-apa kok, thanks ya u…”tapi ucapanku berhenti saat melihat kalung yang dipakai laki-laki ini, kalung itu bertuliskan namaku LUNA!
“Ariel!!”panggilku, tapi laki-laki itu tak mendengarnya. Terlanjur pergi. Demi apapun aku benar-benar tak salah liat, laki-laki tadi memakai kalung bertuliskan namaku. Aku harus mengerjarnya.
“Ariel tunggu!! Ariel!!”teriakku.
“Luna, loe manggil siapa?”seseorang mengagetkanku.
“nazril? Tadi gw liat ariel”ucapku.
“dimana?tanyanya.
“tuh!!”tunjukku pada laki-laki yang telah menolongku dan mengendarai motor ninja putihnya.
“maxime?”ucap nazril.
“itu ariel nazril, itu ariel”ucapku menggoyang-goyangkan tubuh nazril.
“luna! Loe sadar dong! Itu bukan ariel, dia itu maxime! Dia lawan balapanku tadi yang pendapat peringkat 2”ucap nazril meyakinkanku.
“gak, aku yakin dia ariel. Dia memakai kalungku.”ucapku dan berusaha berlari mengejarnya yang sudah mulai menyalakan mesin motornya.
“aww..!!!”teriakku. kakiku benar-benar sakit.
“kita pulang sekarang!”ucap nazril.
“tapi zriel, ariel!!”ucapku mulai meneteskn airmata.
“gw bilang kita pulang!!”bentak nazril. Aku baru kali ini melihat nazril benar-benar marah padaku.

-kamar Nazril, 23.00-
Aku masih terisak menangis. Seperti berangkat tadi, kamipun pulang dan masuk kembali lewat jendela. Dengan susah payah nazril menggendongku.
“loe itu kenapa sih lun? Kenapa tangan dan kaki loe bisa terjatuh?”Tanya nazril sambil berusaha mencari kotak obat.
“gw dikejar para preman dan ariel nyelamatain gw”ucapku masih diselingi dengan tangis.
“maxime luna, dia itu maxime!”ujar nazril sambil berjalan menghampiriku dan menumpahkan sedikit alcohol ke kapas.
“tapi zril, dia…”
“ssstt.. loe gak boleh banyak omong, sini mana tangan loe”ucap nazril. Aku menurut saja, toh tanganku ini memang mesti dibati, karena takut terkena infeksi juga.
“aww.. nazril pelan-pelan!! Ini sakit”ucapku.
“sorry..sorry.. ini emang agak sedikit perih tapi loe tahan ya”ucap nazril dengan lembut.
“apa ini salah gw? Loe jadi terluka gini?tanya nazril padaku saat selesai mengobati lukaku. Aku menggeleng, aku teringat kejadian tadi “gw berterimakasih sama loe karena loe gw bisa ketemu sama ariel,”ucapku.
“maxime luna, dia maxime bukan ariel!!”ucap nazril cukup meninggi. Nazril menatapku aku tak berani berbicara apa-apa lagi, percuma aku berbicara sekarang dan bilang ke nazril kalau laki-laki tadi adalah ariel bukan maxime. Loe tahu zril, cuman hati gw yang tahu kepada siapa gw akan tertuju”ucapku dalam hati.
“sekarang loe lebih baik tidur”ucap nazril, yang aku rasa itu perintah.
kenapa baru kali ini aku peduli nazril mau tidur dimana.“tapi loe?tanyaku. entah
“gw bisa tidur disofa luna,sekarang cepetan gih tidur”ucap nazril. Aku tersenyum karena hari ini nazril bersikap baik padaku. Walaupun dia sempat membentakku.

Jam menunjukkan pukul 06.00 aku bangun lebih pagi dari kemarin, mungkin karena aku tak terlalu kelahan. Aku melihat nazril masih terbaring disofa. Aku jadi tersenyum sendiri saat kemarin bangun nazril sudah tidur disampingku dan bilang kalau sofanya gak muat. Tapi sekarang sofanya pas banget dengan nazril. Apa sofanya bisa berubah sesuka hati?pikirku konyol. Lantas aku menarik selimut dari tempat tidur dan menghampiri nazril. Aku memandang wajahnya yang masih tertidur dengan pulas, aku memandangi sertiap lekukan wajahnya. Dari matanya, hidungnya, pipinya bahkan sampai bibirnya yang kini tersenyum dengan sangat manis.
Nazril mulai terbangun dan ia terperanjat begitu melihatku berada didepannya.
“loe ngapain disini?tanyanya.
“nih! Cuma mau kasih ini”ucapku sambil memberikan selimut padanya.
“ohh!!ucapnya singkat. Dan dia sudah duduk disofa dan menyuruhku duduk juga.
“soal ariel Luna?tanya nazril.
“lupakan zril, mungkin benar kalau laki-laki itu bukan ariel tapi maxime seperti yang kamu bilang”ucapku.
“tapi?? Bukannya loe berharap kalau laki-laki itu aril?”tanyanya. heumm. Aku menghela nafas.
“sudahlah, loe mandi sana! Dan ada yang perlu kita bicarakan”ucapku. Nazril menurut saja dan bergegas menuju kamar mandi. Maaf zril kalau aku harus berbohong, tapi gw yakin kalau laki-laki yang semalam itu adalah ariel’batinku.

“APA?? Honey moon?”pekik nazril kaget.
“ssstt…!!!jangan keras-keras zril”ucapku.
“gak. Gw gak mau honey moon sama loe!”ucapnya.
“yee.. siapa juga yang mau honey moon sama loe? Loe itu aneh tahu gak. Sebentar-sebentar baik sebentar-sebentar galak sama gw, loe itu terbuat dari apa sih?
“karena semalam itu? Loe piker gw simpatik sama loe? Loe piker gw khawatir sama loe? Geer banget loe jadi cewek, gw lakuin itu supaya nyokap gw gak curiga kalau semalam gw balapan.”jelasnya sambil berlalu. Aku melempar bantak ke arahnya.
“loe itu menyebalkan banget tauu!!!”teriakku.
-To Be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar