-->

Jumat, 18 Mei 2012

Bagai Bintang Di Surga


Aku tahu ini aneh. Aku tahu bahwa aku tidak akan bisa mencintainya lagi. Tetapi karena suatu hal semua ini telah terjadi.
***
Kini kau berdiri dihadapanku. Kau terus memandang wajahku tetapi aku tidak mau membalas tatapanmu itu. Seharusnya aku bahagia karena akhirnya aku dapat menikah dan memulai hidup baru. Tetapi itu semua hilang begitu saja karena perjodohan sepihak ini.
“luna.. apakah kau masih marah padaku karena perjodohan ini?” ucapnya sambil mengusap kepalaku.
“tidak. Jangan lakukan ini lagi.” ucapku sambil menepis tangannya.
“luna…” panggilnya.
“Aku menyetujui perjodohan ini hanya karena aku mencintai mama ku. Tetapi ketika aku tahu bahwa kau yang meminta untuk dijodohkan denganku, aku langsung membencimu.” ucapku dingin.
“knpa? Bukankah dulu kau mencintaiku?” tanyanya lagi.
“Karena kau aku harus menghentikan impianku untuk kuliah di amerika. Karena kau aku harus memutuskan hubunganku dengan kekasihku. Apakah kau melihat bahwa aku masih mencintaimu?” tanyaku balik.
“Kita bisa memulainya lagi dari awal lun.” ucapnya sambil menggenggam erat tanganku namun aku melepasnya.
“, sekarang aku sudah tidak mencintaimu lagi..maaf” ucapku sambil masuk kedalam kamar.
***
Bagaimana aku bisa menikah dengan mantan guruku di SMA? Aku tahu dulu aku sangat mencintainya. Dia adalah guru yang bisa membuatku mencintai Ekonomi, pelajaran yang sangat kubenci sebelumnya. Namun akhirnya aku sadar bahwa cinta ini salah. Perlahan aku mulai menghilangkannya dan akhirnya aku berhasil.
Tetapi mengapa sekarang ia hadir kembali dalam kehidupanku? Apakah dia tidak tahu bahwa sudah banyak airmata yang kukeluarkan untuk menghilangkan perasaanku padanya? Kini aku merasa bahwa semua itu sia-sia.
***
“lun..” panggilnya sambil duduk disampingku.
“knpa?” tanyaku tanpa memandang kearahnya.
Aku mendengar ia menghela nafas dan kini kami duduk bersama di atas balkon.
“Menurutmu apa yang harus kulakukan agar kau dapat mencintaiku lagi?” tanyanya datar
“Aku tidak akan bisa mencintaimu lagi.” jawabku dingin.
“Cinta itu masih ada dalam hatimu. Aku tahu itu.” ucapnya sambil memandang lurus kearah laut yang terbentang indah dihadapannya.
“Tidak. Cinta itu telah menjadi opportunity cost bagiku untuk meraih prestasi di sekolah dan mendapatkan beasiswa ke amerika tapi kau sudah menghancurkannya.” jawabku sambil beranjak masuk ke dalam rumah namun ia menahanku.
“love you lun..” ucapnya sambil menggenggam erat tanganku.
“tapi maaf aku belum bisa mencintaimu,.”
balasku sambil pergi meninggalkannya
***
Sudah sebulan pernikahan ini berjalan. Kini aku mulai bisa memanggilnya tanpa embel-embel  lagi karena aku sadar mau tidak mau dia adalah suamiku.
Meski kami jarang berbicara, nazril selalu memperlihatkan kasih sayangnya padaku. Dari memberiku setangkai mawar putih, membangunkanku dengan belaian hangat di pagi hari, sampai merawatku ketika aku sakit. Aku tahu bahwa cintanya padaku sangat tulus.
***
Hari ini aku pulang agak telat karena dosenku di kampus memintaku untuk membantunya membereskan arsip di perpustakaan. Apakah nazril sudah pulang? tanyaku dalam hati sambil sesekali melihat jam tangan.
***
Setibanya aku dirumah, aku langsung menyalakan lampu ruang tengah dan kulihat nazril yang masih memakai seragam guru terkapar pingsan di sofa. Aku langsung menghampirinya dengan panik. Kusentuh dahinya dengan punggung tanganku. Demamnya sangat tinggi! Akupun langsung mengambil handuk kecil dan membasuhnya dengan air lalu mulai mengompresnya.
“nazril kau kenapa…” panggilku sambil terus mengelap tangannya yang berkeringat. Dengan malu-malu kupaksakan diriku untuk mengganti seragam nazril dengan piyama. Aish.. aku ini kan istrinya? Mengapa aku harus malu menyentuh suami sendiri? Dasar luna pabo! runtukku dalam hati. Setelah selesai mengganti baju dan menyelimutinya, aku pergi ke dapur dan mulai memasak bubur dan sup ayam. Sesekali aku menengok ke ruang tengah siapa tahu luna tiba-tiba terbangun.
Aiggg.. sejak kapan aku bisa sepanik ini hanya karena dirinya? Aku sama sekali tidak mengerti. Mungkinkah aku mulai mencintainya?
***
Sudah tengah malam namun nazril belum bangun juga. Demamnya semakin tinggi. Dinding pertahanan yang ada didalam hatiku akhirnya runtuh. Aku menangis sejadi-jadinya. luna pabo! Kamu pikir gara-gara siapa suamimu ini jadi sakit! Kau benar-benar istri yang buruk! makiku dalam hati.
“nazrilll…maafkan aku…kau kenapa ??” pintaku sambil terus mengganti kompresnya.
“Maafkan aku  karena aku tidak menjadi istri seperti yang kau harapkan, maafkan aku karena pernah membencimu, aku akan belajar untuk mencintaimu lagi nazril.. kumohon bangunlah..” lanjutku sambil memegang erat tangannya.
“luna….” tiba-tiba sayup-sayup nazril memanggilku.
“ya nazril… demammu sangat tinggi.. kita ke rumah sakit saja ya?” bujukku sambil terus memegang tangannya.
“ya.. aku takut sama dokter.. aku dirawat dirumah saja luna.. sebentar lagi pasti sembuh..” ucap nazril sambil tersenyum lemah.
“Hmm.. kalau gitu tidurnya di kamar aja ya?” bujukku lagi.
“Baiklah.. terima kasih lun” jawab nazril.
Akupun memapah nazril menuju kamar kami. Saat aku ingin menidurkannya dikasur, tiba-tiba aku terpeleset dan akhirnya badanku jatuh di kasur menindih badan nazril. Aku ingin menarik badanku darinya tapi nazril memelukku dengan erat.
“lun…” bisik nazril di telingaku.
“tenang.. aku akan selalu ada di sampingmu.” balasku.
“Aku takut ini hanya mimpi dan ketika aku terbangun kau berubah menjadi perempuan yang dingin lagi..” ucapnya resah.
“tentu.. mulai sekarang aku akan menjadi perempuan yang hangat sebagai istri .” ucapku menenangkannya.
“kau benar, badanku semakin hangat karena memelukmu..” ucapnya lagi. Ia mempererat pelukannya.
“Itu bukan karena aku .. demammu semakin tinggi.. lepaskan pelukanmu ini.. badanku berat kau tahu..” ucapku asal.
“tenang.. yang aku rasakan sekarang bukan demam tapi kehangatan hatimu..” jawab nazril.
“Baiklah terserah kau saja.. tapi aku perlu memberimu kompres agar demammu cepat turun.. kau boleh memelukku sepuasnya jika kau sudah sembuh nanti..” janjiku padanya.
“janji? baiklah..” kata nazril sambil melepas pelukannya.
Akupun kembali keruang tengah untuk mengambil handuk kecil dan wadah yang berisikan air es dan membawanya ke dapur. Setelah mengganti air di dalam wadah, aku memanasi bubur dan sup ayam lalu kutaruh dalam mangkuk. Tak lupa kutaruh obat penurun demam dan segelas air putih pada nampan dan aku pun kembali ke kamar.
Kuhampiri nazril dan kuletakkan handuk kecil di dahinya. Setelah aku mengelap seluruh keringat di tubuhnya, tiba-tiba nazril terbangun dan tersenyum lemah.
“Kau memang istri terbaik di dunia ini..” puji nazril.
“terima kasih… kamu lapar tidak? aku sudah buatkan bubur dan sup ayam untukmu..” ucapku sambil meletakkan handuk kecil dan mengambil semangkuk bubur dan sup ayam.
“Suapi aku ya?” pinta nazril.
“tentu…” balasku.
Setelah selesai menyuapinya, aku membujuk nazril untuk minum obat tetapi ia menolaknya.
“gk mau…” ucapnya kesal.
“Aiiggggg.. kau bukan anak kecil lagi tau…” ucapku sambil memaksanya minum obat. Akhirnya ia menuruti perintahku. nazril menelan obatnya dengan muka cemberut seperti anak kecil. Lucu sekali.
***
“luna…”
“Uhm.. met pagi ..” sapaku. Seperti biasa nazril membangunkanku dengan belaian hangatnya.
“nazril hari ini jangan kerja dulu ya?” pintaku karena aku tahu nazril adalah seorang workaholic.
“yayaya… kamu kuliah kan?” tanyanya.
“ya.. hari ini aku libur..” jawabku sambil menidurkan kepala di bahunya.
***
Mungkin seharusnya aku tidak membencinya. Dia adalah orang yang sangat baik. Tidak salah jika dulu ia menjadi guru yang populer di sekolah. Baik guru, murid bahkan sampai staff di sekolah menyukainya. Sekarang aku merasa telah menjadi wanita paling bahagia di dunia karena bisa menjadi istrinya.
“luna….” panggilnya sambil duduk disebelahku. Sekarang kami sedang menghabiskan waktu bersama sambil melihat matahari terbenam di atas balkon.
“bali  itu memang kota kecil yang indah…” ucapku kagum.
“lun, apakah kamu masih ingin kuliah di amerika?” tanyanya.
“ya… aku bisa sangat kesepian jika tidak ada disampingmu …” jawabku sambil memeluk pinggangnya.
“terima kasih luna…” ucapnya tiba-tiba.
“Terimakasih untuk apa ?” tanyaku bingung.
“terima kasih karena kau mau menjadi istriku.. Sekarang impianku untuk memiliki keluarga dan hidup di bali sudah terwujud.” jawab nazril sambil tersenyum. Ah.. senyum itulah yang membuatku jatuh cinta padanya dulu.
“nazril…” panggilku.
“ya ada apa?” tanyanya sambil menoleh kearahku.
“tak pa…” kataku dan iapun langsung tersenyum. Aku kembali jatuh cinta padanya karena senyum itu.
“love you nazril…” ucapku sambil memeluknya. Iapun membalas pelukanku.
“love you too lun..” balasnya.
“nazril tidak boleh memperlihatkan senyum yang tadi pada wanita selain aku.. mengerti?” ucapku setelah melepas pelukannya.
“kenapa? Berarti kau menyuruhku untuk bersikap dingin pada semua orang di sekolah.. Jahat sekali istriku ini…” keluh nazril sambil memasang tampang kecewa.
“bukan.. maksudku bukan seperti itu nazril...” ucapku sambil mengelus pundaknya.
nazril mengeluarkan senyum jahilnya. Aiigggghhh.. aku ditipu!
“nazrilllll.. dasarrr.. kau itu sangat menyebalkan” bentakku sambil memukul bahunya.
“Aish… sakit tau!” keluh nazril sambil mengelus bahunya.
“Bweee…..” ledekku sambil pergi meninggalkannya.
***
Sudah setahun aku menjalani hidup bersama dengan nazril. Kini aku sudah belajar untuk mencintainya lagi, mengembalikan perasaanku yang dulu pernah ada. Setiap hari kami saling berucap cinta, memberikan kasih sayang satu sama lain dan saling menjaga. Aku mencintaimu nazril irham.
***
“mama..aku pulangggg!” seru seorang anak laki-laki sambil berlari memasuki rumah.
“fahmi! Kau curang!” bentak seorang anak perempuan yang berlari dibelakang anak yang bernama fahmi.
“Aighhhh… anak-anak  mama pulang sekolah ternyata” ucapku sambil menghampiri kedua anak itu di ruang tengah.
“mama aku pulang…aku pengen makanan” ucap anak perempuannya.
“mama  sudah memasakkan makanan kesukaanmu fahma….” sahutku sambil membantu mereka melepas sepatu dan tas.
“Pikiranmu itu cuma makan saja.. ckck..” kritik fahmi.
“Biarin aja bwee…..” bela fahma.
“Sudah-sudah.. cepat kalian ganti baju sana. Sebentar lagi appa pulang.” perintahku dan mereka berdua pun langsung pergi ke kamar sedangkan aku kembali ke dapur untuk menyiapkan makan siang.
***
“fahma-fahmi papa pulang…” panggil nazril diruang depan.
“papa!” sahut fahma dan fahmi bersamaan dan mereka berdua langsung berlari untuk menyambut papanya.
“mama mana?” tanya nazril saat mereka bertiga duduk di sofa.
“mama sedang memasak di dapur.. kata mama hari ini adalah hari istimewa..” jawab fahma girang.
“Iya, hari ini hari istimewa karena aku tadi menang lomba berlari dari fahma pa..” sahut fahmi.
“mama tidak akan merayakan hal sebodoh itu tahu..” ejek fahma.
“Hey, aku ini kakakmu tahu! Kau tidak boleh mengataiku bodoh!” bentak fahmi.
“Enak saja memanggilmu kakak.. kau hanya lebih tua satu menit dari ku..” ucap fahma.
“Sudah-sudah.. kalian ini suka sekali bertengkar..” ucap nazril menengahi.
“hay nazril.. apakah  kmu sudah pulang?” panggil luna dari dapur.
“iyha sudah…” ucap nazril.
“Cepatlah ganti baju lalu kita makan siang bersama..” lanjut luna.
“iyha….” sahut nazril lalu iapun pergi ke kamar untuk berganti baju.
Beberapa menit kemudian, merekapun sudah duduk bersama di meja makan.
“mama.. memangnya hari ini ada apa sih sampai mama masak banyak kayak gini?” tanya fahma bingung sambil melihat meja makan yang penuh makanan dan sebuah cake.
“Hari ini adalah ulang tahun pernikahan mama dan papa yang keempat..” jelas nazril.
“Wuah… !” ucap fahma dan fahmi bersamaan.
“Ayo kita segera makan.. papa sudah lapar nih..” ucap nazril.
Tiba-tiba terdengar suara tangis bayi dari kamar.
“Sepertinya Yudha sudah bangung… aku ke kamar dulu ya..” ucap luna sambil bergegas pergi ke kamar. Beberapa menit kemudian ia kembali sambil menggendong bayinya. “Sepertinya Yudha bangun karena tahu kita sedang mengadakan pesta.” komentar luna. Dan mereka pun duduk bersama dan kembali merayakan hari istimewa mereka.
***
Akhirnya di usia pernikahanku yang keempat aku berhasil mewujudkan semua impianku. Menjadi guru teladan, wirausahawan sukses, dan mempunyai keluarga dengan tiga orang anak. Tanpa luna , mantan muridku yang kini telah menjadi pendamping hidupku mungkin aku tidak akan bisa mewujudkan keinginanku yang terakhir.
Kupandangi wajahnya yang sedang tertidur pulas disampingku. Kuusap lembut wajahnya yang seperti malaikat kecil. Kau akan menjadi malaikat kecilku untuk selamanya, ucapku dalam hati. Kukecup lembut bibirnya. “love you luna..” bisikku di telinganya.
Terimakasih karena kau mau belajar untuk mencintaiku lagi.
-END-

Because I Love U


“TIDAK!!! Tidak mau pa”teriakku pada papa
“kenapa luna???tapi ini demi kebaikanmu”papa balas membentakku. Aku terkejuta,selama 20 tahun hidup bersama papa,aku tak pernah papa membentakku sekeras ini.tanpa terasa air mata pun jatuh di pipiku. Akupun berlari meninggalkan papa.aku berlari sekencang-kencangnya,akupun menuju sebuah taman kecil nan indah. Karena lelah aku duduk di subuah bangku taman tersebut
“kalau tahu begini ,aku tidak mau ikut bersama papa”gumanku, menyesali keputusan bodohku mengikuti papa ke bandung ……
-flashback 3 hari yang lalu –
“luna,papa mau ke bandung…sudah lama bukan kau tak berkeunjung ke sana..mau ikut tidak ??”Tanya papa tiba-tiba…aku yang sedang menatap laptop langsung menoleh dan menatap heran papa
“hah??bandung???se..se..serius??”kataku terbata-bata ..
‘baru saja aku melihat peterpan bermain iklan tentang promo wisata di daerah bandung*Cuma cerita’y aja loh* dan aku beradai-andai ke sana,sekarang papa mengajakku secara Cuma-Cuma…ogh tuhannnn….apa aku mimpi??’batinku
“itu kalau kamu mau luna..nanti di sana kita mau menginap sayang”kata papa teang sembari tersenyum penuh arti
“papaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……aku mau”teriakku keras sembari memeluk papa erat
Papa tersenyum lalu mengacak-acak rambutku
-flashback off-
“aghhhhhhhhhhhhhhhhh….bodoh….”teriakku pada diriku sendiri.untung saja taman ini sepi…klo ramai pasti aku di sangka orang gila nih
“mama…kenapa ini terjadi padaku???mama kenapa??”kataku mengadu pada mam yang sudah tenang di alam sana
***
Upz….maaf aku belum mengenalkan diri..namaku luna maya…mamaku sudah meninggal sejak umurku 8 tahun karena gagal ginjal yang di deritanya.aku hanya tinggal berdua saja dengan papaku,tapi aku tetap bahagia karena papa selalu mengerti aku.aku sangat berharap papa mengajakku liburan di kota kembang bandung.dan sekarang keinginnanku terkabul tapi kenapa aku harus menerima kenyataan pahhit ini??
Yap…papa menjodohkanku dengan rekan bisnis papa yang sekaligus temannya semasa kecil dahulu.huh di jodohkan??emang ini zaman siti nurbaya???-,-’’
Memang papa pikir aku tak laku apa sampai harus di jodohkan seperti ini??menurutku aku cantik,badanku juga tidak terlalu gendut untuk seumurku…
TIDAK!!!aku tidak mau!!!!kecuali jodohku setampan nazril irham salah satu personil peterpan yang notabene adalah idola abadiku sih gk papa.tapi kalau itu jauh dari harapan gimana???
***
“aku tidak mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”teriakku lagi-,-’’
“kau tidak mau apa ???”tegur seorang pria mengagetkanku.aku pun menoleh menghadapnya
“ma..maaf”kataku. aduh siapa sih ini ???mana aku tak tahu jalan pulang pula@,@ dan bagusnya lagi aku tak membawa HP!!!gerutuku dalam hati
“kau ada masalah???”tanyanya lagi
Aku pun mengelengkan kepala
“lalu,kenapa kamu sendirian menangis di  taman ini??dan berteriak pula seperti itu??”
“maaf…maaf sudah menganggumu…ku rasa aku harus pergi”kataku beranjak dan meninggalkannya. Aku menghela nafas lega karena ternyata dia tak mengikutiku..tapi ada yang menganjal di hatiku.aku seperti taka sing dengan wajah itu.pria tadi mengenakan jaket dan topi,kacamata hitam ,dan syal tebal seperti detektif melakukan penyamaran…
Aisssssssssssshhhhhhhhhhhhhhhh apa-apa’n aku ini??aku kan tidak punya kenalan  dibandung?!gerutuku didalam hati
***
“luna.hari minggu nanti kamu akan bertemu dengan tunanganmu”kata papa padaku,aku menoleh dengan cepat
“hah??minggu???itukan 3 hari lagi papa..aku tak mau secepat ini pa”tolakku cepat
“luna,kamu mau mempermalukan papa???bertinkahlah seperti layak’nya wanita dewasa dan jangan bertingkah seperti anak kecil seperti ini..kau sudah 20 tahun luna”kata papa setengah berteriak,aku terhenyak.kenapa papa berteriak??ugh,papa egois sekali!!!!!!jeritku dalam hati
“papa…luna mohon …luna tidak mau pa”aku memohon ,air mataku terjatuh lagi
“maaf luna sayang..papa sudah berjanji dengan teman papa.papa yakin dialah yang terbaik untukmu…”jawab papa.tangisku pecah semakin keras
“kalau mama masih hidup pasti mama mengerti posisiku dan pasti membelaku!!tidak seperti papa!!!”teriakku sembari berlari keluar hotel dan menuju taman kemarin yang aku kunjungi

***
“kau butuh ini??tanya seseirang memebriku sebuah sapu tanganbiru kepadaku,aku pun menoleh
“eh??kau lagi???”kataku terisak
“yak aku lagi memang kenapa???kau tak suka??”tanyanya tersenyum padaku
“aishhhhhh….sudahlah”kataku menudukan kepala dan melanjutkan tangisku
“hey kau kenapa??aku tahu kau ada masalah,ceritakanlah padaku”katanya menyrahkan sebuah sapu tangan
“hikz..hikz..hikz…aku di jodohkan oleh papaku dengan pria yang tak ku kenal…dan bla…bla…blaa….bla…”aku bercerita panjang kali lebar dengan pria tadi,agak kesal juga dengan pria ini…dia hanya menganggukan kepala dan sesekali tersenyum mendegar ceritaku
“hmmm..jadi kau akan di jodohkan minggu ini???massih ada 2 hari lagi bukan??”kata pria itu
“iya tapi aku bisa apa??”kataku tertunduk lemas
“bagaimana jika 2 ini kita bertemu di tempat ini dan di jam yang sama??”ususlnya membuatku tterkejut
“tapi aku belum kenal kau siapa dan..”tiba-tiba kata-kataku terpotong
“oghh,,,kenalkan,aku biasa di panggil boriel”
“emmm…seperti aku pernah dengar nama itu…ogh kenalkan aku luna maya”
“baiklah..sampai bertemu besok di tempat ini dan di jam yang sama”katanya sembari berlalu begitu saja.aku hanya di buat terkejut olehnya dan lupa akan tangisanku
*** 
Keesokan harrinya aku menemui pria  yang mengaku bernama boriel..dia pribadi yang menyenangkan dan baik tapi tampaknya aku taka sing dengan wajahnya itu…namun dia slalu mengunakan atribut yang membuat aku susah melihat wajahnya dengan jelas.ia orang yang pengertian dan memberikan solusi setiap aku mempunyai masalah…dan hari ini,hari terakhirku bersamanya…dia membelikanku es cream
“lunaaa”panggilnya,akupun menoleh dan dia duduk di sampingku
“iyha..ada apa???”
“katanya kau suka nazril irham yah???”
“ya aku menyukainya..tidak…sepertinya aku mencintainya..dia cinta abadiku seumur hidup dan aku rela melakukan apapun demi dia”kataku antusias dan dengan mata berbinar-binar.ia tertawa kecil mendengar ucapanku
“apapun??”Tanya ulang
“ya apapun”jawabku
“bahkan dia tak mengenalmu,luna”aku hanya mengebungkan pipi mendengar ulahnya
“ya,tapi apa yang tak mungkin.aku sudah di bandung dan aku berharap menemukannya…tapiiii impianku hancur lebur karena perjodohan papa”
“maksudmu tentang perjodohan itu???”tanyanya ,aku mengangguk dan sangat kesal jika mengingat akan hal itu
“yap..papa menjodohkan dengan orang yang tak ku kenal dan aku sama sekali tak mencintainya”kataku kesal sembari menoleh ke arahnya…wajah tampannya kelihatan sedikit,dan suaranya tadi sepertinya aku mengenalnya,tapi aku enggan menayakannya karena takut salah orang
“kenapa kau tak mencoba dahulu??”tanyanya..aku pun di buat tersedak es cream karena pertanyaannya itu
“uhukk…uhukkk..uhkkk..kau bilang apa tadi??uhukkk”kataku terbatuk batuk,ia menepuk pundakku
“iyha kenapa kau tak coba menerima perjodohan dari papa mu itu???siapa tahu pasanganmu itu setampan nazril irham idolamu itu”katanya
“hah??tak mungkin ada yang menandingi ke tampannan nazril irhamku”bantahku,ia pun tertawa mendengarnya
“yakin???setampan itukah nazril irhammu itu??”
“ya,,,aku serius tak ada yang bisa menandinginya”kataku masih dengan argumenku
“ya yayaya”katanya sembari mengacak-acak rambutku
“berarti ini hari terakhir kita bertemu??”tanyaku padanya,pancaran sedih terlihat jelas di mukakku dan suaraku
“tergantung ,kalau kau besok ingin bertemu lagi denganku akupun tak keberatan “katanya nyegir padaku
“serius???wah senangnya”
Sepanjang sore itu kita bermain sampai puas di taman itu,aku dan orang yang mengaku boriel mengujungi berbagai tempat lain nya,intinya aku sangat senang bertemu denganya
***
Hari minggu…
Akhinnya perjodohan yang sangat tak ku nanntikan datang juga.papa terkagum melihatku mengunakan dress panjang berwarna putih dengan clutch dan highheels berwarna senada.rambutku biarkan tergurai pajang dan terjepit bunga palsu sebagai hiasan.
“luna…ayo kita jalan,tidak enak jika keluarga nya sudah menunggu lama”kata papa,aku merenuggut di sampingnya dan memutuskan tidak bicara

Sesampainya di hotel tempat pertemuan dengan papa dan calon besannya kelak,akupun semain berat melangkah kan kakiku untuk maju.ingin rasanya aku berbalik memutar tubuhku dan berlari sekencang-kencangnya,berlari dari tempat indah ini namun neraka bagiku,tapi aku tahu bahwa nanti aku akan menngecewakan papa,sesekali aku ingin melihat papa bagaia semenjak meningalnya mama
“hay pak pranowo*nah aku lupa nama bapaknya luna juga:D#maaf yah#*”panggil rekan bisnis ayahku,akupun tak berani menoleh
“ya,nazmul irpan *kslahan ketik keroyok aja anies,aku di kasih tau dia loh(lupa sih akunya)* lama sekali kita tak bertemu “ balas papa sangat ramah dan hangat
“mana anakmu yang tampan itu??aku sudah tak sabar melihatnya “kata papa ,wajhku merah pada,papa buat aku malu saja,ini terkesan aku yang ingin melihat wajahnya>,<
“ah,maafkan aku pa,maaf pa aku telat..papa tau kan macet”tiba-tiba terdebgar suara yang taka sing di telingaku berada di belakangku,aku terlalu takut menoleh
“agh nazril kau cepat beri salam”kata namzul irpan ,membuatku terkejut setengah mati dan jantuhngku berasa berhenti berdetak,aku terlalu gemetar untuk menoleh.ku rasa seorang pria berlalu dari belakangku dan wangi parfumnya tercium sangat jelas dan familiar bagiku. Kemudian ,ia berdiri di samping papanya dan berhaadapan langsung denganku
“perkenalkan namaku nazril irham”ia membungkukkan badan dan kemudian tegap lagi
“nak ku rasa kau terlalu formal”goda papa luna
Dunia terasa berputar..aku melihat idolaku,obsesiku,dan cinta matikunazril irham berdiri tepat di hadapanku,tampan seperrti malaikat yang baru turun dari khayalanku.aku tak percaya mataku,aku tak sanggup bicara sepatah kata apapun
“wah tampan seklai putramu itu”kata papa,melihat nazril dari ujung atas sampai ujung kaki dan menilai kesempurnaan ,tanpa sadar aku mengikuti papa melihat orang yang berada di depan mataku
“sama seperti anakmu yang bak bidadari,cantik sekali,ah nazril kenalkan ini luna maya pasangan hidupmu kelak”kata namzul irpan sebari menoleh kearahku,aku tertuduk malu
“ya,papa bolehkah aku mengajaknya jalan-jalan sebentar sebagai tahap perkenalan kami pa??”
Aku menoleh kearah nazril dan ia mengedipkan matanya padaku,ogh tuhan dunia ini berasa mau runtuh dech
“tentu saja boelh nak”kata papa nazril dan papaku mmengnggukan kepala
“bawalah dia ketempat yang menyenakan dan dia lagi suka marah-marah,kurasa moodnya sedang jelek”kata papa menambahkan.aku malu sekali,aghghhhhh,papaaaaaaaaaaaaa>,<
“ya,om saya pinjam putri anda sebentar ya”ia tersenyum dan kemudian mengampit lenganku dan mnegiringku keluar .aku tersentak saat lengannya yang kekar dan hangat itu menggampit lenganku,seperti di bawa terbang oleh dewa-dewi langit yang murah hati
“luna,apa kau tak apa-apa”tanyanya padaku sambil tersenyum ,akupun menatapnya dan terasa mataku meleleh melihat senyumnya
“luna??:”panggilnya lagi ,kali ini nadanya cemas.lututku sangat lemas ,aku tak sanggup menompang berat tubuhku,hingga aku hampir  terjatuh tapi beruntung nazril sempat menompang tubuhku
“luna..kau taka pa-apa???”kataia panic,kemudian mengendongku dalam dekapan dadanya yang bidang di balik balutan jas hitam dan kemaja biru ,membawaku kedalam  mobilnya
“emm..ak..aku..tak.tak…taka pa-apa ..arie…ariel”kataku terputus-putus,aku belum bisa mengendalikan rasa terkejutku
“kau kenapa grogi sekali dekat denganku???bukankah kau sudah biasa di dekatku??”tanyanya dan mengerlingkan nakal padaku.aku menatapnya dengan pandangan tak mengerti.ia kemudian kebelakang mobilnya danmnegluarkan tas lumayanlah besarnya.ia mengeluarkan topi,syal,jaket dan kacamata hitam dan memakainya satu-persatu,aku tersentak melihatnya
“bo..boriel??”pekikku histeris, sangat terkejut,ia tersenyum dan kemudian menganggukan kepala
“yayaya..aku nazril,cinta abadimu”ia tersenyum menatapku.aku tak percaya.kemudian aku mulai menampar pipiku sendiri. ia terkejut melihat tingkahku dan segera menghentikan aksiku.

"ya! sedang apa kau? kenapa menampar wajahmu sendiri?" tanyanya khawatir.

"tidak.. aku hanya.. hanya sedang memastikan" jawabku.

"haah? memastikan apa?" tanyanya lagi, sekarang ia terlihat heran.

"memastikan.. bahwa ini bukan sekedar mimpi terindahku" kataku lirih. ia tergelak.

"luna, ini kenyataan! bahwa kau dijodohkan denganku. bersyukurlah karena aku memintamu datang ke perjodohan ini"

"jadi? jadi kau sudah tau siapa aku sebelumnya?" tanyaku terkejut.

"yapz tepat sekali. aku diberi foto dan data lengkapmu dari papa, aku berusaha mencari mu dan aku menemukanmu disudut taman itu sambil menangis, segera saja aku mendekatimu" jelasnya. aku hanya menganga..

"dan jujur saja, semenjak saat itu aku merasa aku ingin melindungimu. aku tidak ingin kau menumpahkan air mata itu lagi. dan saat 3 hari pertemuan kita, aku merasakan sesuatu yang aneh berdesir didadaku" lanjutnya. mataku membelalak lebar.

"tapi.. kenapa kau tidak langsung saja membuka kedokmu saat aku bercerita seru tentangmu? kenapa kau malah membuatku terkejut sampai hampir mati seperti ini?" tanyaku heran, ia tersenyum padaku. lagi ! senyuman yang membuatku meleleh.. Oh Tuhan ampunilah dosaku..

"karena aku sangat bahagia ketika kau bilang bahwa aku adalah 'cinta abadi'-mu, itu terdengar seperti pernyataan cinta bagiku" ujarnya, aku tertunduk malu wajahku berubah merah padam. ia mengelus kepalaku dengan sayang, mengajakku keluar dari mobil dan berdiri dibawah pohon yang rindang.

"luna?" panggilnya. aku terkejut, dan segera menoleh padanya. ia menatapku penuh arti, aku mulai salah tingkah.

"ya?" jawabku gelagapan.

"apa kau senang kalau aku yang ternyata tunanganmu?" pertanyaannya membuatku tersentak. ia menggenggam kedua tanganku. aku mulai keringat dingin.

"luna?" tanyanya lagi, menuntut jawaban. aku mengangguk.

"serius???terima kasih luna" ia mengecup keningku. aku sudah tidak bisa terkejut lagi, jantungku sudah sangat lelah merasakan kejutan yang bertubu-tubi. aku tersenyum memandangnya. mulai bisa mengatasi perasaanku.

"bagaimana denganmu, bo..maksudku nazril? apa kau senang memilihku menjadi tunanganmu?" tanyaku. ia tersenyum nakal.

"hmm! aku sangat sial mendapat tunangan sepertimu! masih banyak gadis yang lebih baik diluar sana!" jawabnya seraya mengerling nakal padaku, membuat nafasku memburu karena kesal. ia tertawa.

"hahahaha.. aku hanya bercanda luna. aku SANGAT bahagia" jawabnya.

"yakin?" tanyaku meyakinkan.

"kanapa? kau tidak percaya? baiklah" ia merengkuhku dan menempelkan bibirnya ke bibirku. aku kaget sampai hampir pingsan, namun aku berhasil mengendalikan emosiku lagi. ia melepas ciumannya dan tersenyum.

"bagaimana? sudah percaya?" ia mengerling nakal.

"aisshhhh nazrillll!" pekikku.

"ya! aku kekasihmu, panggil aku dengan mesra donk!" ujarnya pura-pura kesal.

"ok! aku tidak mau memanggilmu dengan mesra!" kataku seraya menjulurkan lidahku padanya.

"aisssh.. yakin...???" ia merengkuh tubuhku dan aku masuk ke dalam pelukan hangatnya.

"luna love you~" ia berbisik ditelingaku.

"I love you too nazril" balasku sambil tersenyum.

***

"arlun, ayo makan sarapanmu sayang" panggilku pada gadis kecil yang sedang asyik bermain puzzle di ruang keluarga

"sebentar ma,ini hampir selesai" jawabnya. aku menghela nafas, mengerti keadaannya

"ya, ya! putri papa yang cantik sudah bangun?" sahut seseorang, arlun menoleh cepat dan segera masuk ke dalam rengkuhan lengan papanya yang siap menggendongnya. kemudian arlun duduk dipangkuan papa-nya
"hey, kau sudah bangun? kopimu sudah siap" kataku menghampiri suami tercintaku.

"terima kasih " balasnya dan mengecup bibirku sekilas.

ya, inilah aku,luna maya upz sekarang berganti luna maya irham. bersama keluarga baruku yang kubina dengan suamiku yang sangat kucintai,nazril irham, yang masih menekuni pekerjaannya didunia entertainer. pernikahan kami telah berlangsung 4 tahun yang lalu dan kini kami memiliki seorang bidadari mungil yang sangat cantik yang dianugerahi Tuhan untuk kami, ia adalah arluna valentine margarete , buah hatiku dan nazril.aku dan nazril pun kini sedang menanti lahirnya anak kedua yang sedangkukandung. aku berharap ini bukanlah akhir dari mimpi indahku, namun awal dari kehidupan baruku yang bahagia untuk selamanya.

-END-