-->

Jumat, 01 Juli 2011

::LunAriel-The Alexandria Chapter 5:: oleh Ritha H. Boriels

“Gw punya kalung yang sama”teriak Nazril sekali lagi, dan ya perkataannya berhasil membuatku berjalan ke arahnya.
“loe pikir yang loe katakana itu Lucu? Loe pikir loe bisa menenangkan hati gw kalau loe itu ariel?”teriakku membentakknya. Tapi anehnya nazril hanya terdiam saat aku membentaknya. Nazril refleks memelukku.

“lupakan maxime Luna, lupakan ariel!!!”ucapnya masih dalam pelukanku. Aku menangis, kenapa nazril bersikap seperti ini. Aku meronta-ronta ingin lepas dari pelukannya nazril, tapi nazril memelukku begitu erat sampai nafasku sesak.

“sakit nazril, sakitt!!”ucapku. nazril segera melepaskan pelukannya. Aku terkulai lemas. Tak mengerti apa yang baru saja terjadi denganku dan nazril.

“loe tinggalin gw disini sendiri”ucapku.

“tapi Luna!!”

“pergii!!!!!”teriakku sambil menangis. Dengan sangat terpaksa nazril meninggalkanku luna sendirian.



“ARRRGGHHH!!!!”teriak nazril memukulkan tangannya ke tembok kamarnya, sekarang ia benar-benar dilema. Apa yang terjadi dengan perasaanku ini?batin nazril. Nazril mulai tak tenang. Ia khawatir dengan keadaan luna sekarang. Bagaimanapun luna perempuan dan dia sendirian di danau sana.

“zril, nazril..”panggil uki dan kirana. Nazril bergegas membuka pintu kamarnya.

“luna mana?”Tanya kirana.

“masih didanau”ucap nazril sambil menyembunyikan rasa perih karena tangannya berdarah.

“gak ada, aku sama uki baru saja dari danau. Tapi gak ada luna disana”ucap kirana. Tanpa pikir panjang nazril bergegas pergi meninggalkan uki dan kirana.

“zril, loe mau kemana?”Tanya uki.

“cari Luna!!”teriak nazril dan bergegas mengendarai mobil yang ia sewa untuk acara jalan-jalan besok.

“terus kita gimana?”Tanya kirana bingung.

“tunggu saja kabar dari nazril, dia pasti menemukan Luna.”ucap uki yakin.


-Rumah Maxime-
Maxime masih terdiam memegangi kalung ini, entah kenapa setiap melihat kalung ini yang menari-nari dalam bayangannya adalah Luna istrinya Nazril. Apa kalung ini punyamu Luna?batin maxime.

“max, loe lagi ngapain?”Tanya temannya yang menyusul maxime ke Bali.

“heii, gw makin penasaran sama pemilik kalung ini. Loe tahu kan kalau gw gak akan bisa tenang sebelum nemuin kalung ini”ucapnya.

“sebenarnya loe dapat kalung ini dari mana?”Tanya temannya itu.

“belum saatnya loe tahu”gumam maxime lalu memakai kembali kalung bertuliskan nama LUNA itu.

Sementara Luna….
“ya tuhan, aku dimana? Kenapa aku bisa nyasar begini?”ucapku dalam hati. Demi apapun aku malu banget. Masa liburan dibali bisa nyasar.

“pak, bapak tahu jalan menuju Villa Avalon gak?”Tanya luna pada seorang bapak-bapak yang tengah berjalan.

“maaf dek, bapak tidak tahu, lagian villa itu kan untuk orang-orang berduit saja.”ucap sang bapak lalu pergi.
“duhh, ini semua gara-gara nazril, coba aja tadi kita gak bertengkar pasti sekarang aku udah tidur nyenyak”dumeku.

“DUAARR!!!!” terdengar suara petir. “aaaaaaa…!!!!”aku berteriak karena kaget. Ya tuhann!! Aku pengen pulang.

“luna, kamu dimana? Jangan buat aku khawatir begini!!”gumam nazril masih mencari keberadaan Luna. Ya nazril akui nazril yang salah karena menyuruh luna melupakan ariel cinta dimasa kecilnya. Nazril juga tak mengerti kenapa dia bisa berbicara seperti itu? Tapi hati keci nazril bilang kalau dia harus mengatakan itu. Hatinya serasa terbakar tiap kali Luna menyebut nama ariel atau bahkan nama maxime yang bukan ariel sama sekali, karena nazril tahu siapa maxime sebenarnya. Perasaan apa yang tengah membuncah dalam diri nazril??

“Luna.. loe dimana sih? Gw benar-benar khawatir sama Loe”gumam nazril lagi. Dan tanpa terasa tengah malam sudah tiba tapi nazril belum bisa menemukan Luna.

*BYUURRR!!!! Hujan menguyur kota Bali, dan Luna masih dalam perjalanan mencari villa. Dan sampai saat ini tak luna tak menemukan tempat berteduh. Terpaksa ia berlari untuk menghindari hujan. Ya walaupun itu percuma. Toh berlari atau jalan keadaan luna tetap akan basah oleh air hujan. Luna terus berlari sampai akhirnya ia tak melihat kalau ada mobil lewat.
*Tiiiiitt…tiiit… suara klakson mobil, seketika luna berhenti berlari karena kaget,

“Luna!!” ternyata yang ada dimobil itu nazril, ia bergegas menghampiri Luna.

“Luna, ini beneran loe kan? Akhirnya gw bisa nemuin loe”gumam nazril memeluk luna. Tapi luna mendorong tubuh nazril.

“loe ngapain nyari gw?”Tanyaku ketus.

“lun, gw khawatir sama loe”ucap nazril.

“atas dasar apa loe khawatir sama gw? Atas dasar apa??”kataku membentak nazrril

“gw suami loe lun, dan gw berhak jagain loe”ucap nazril.

“gw gak butuh loe, loe menghancurkan semuanya zril. Menghancurkan semuanya!! Gw benci sama loe!!!”teriakku ditengah guyuran Hujan.

“terserah loe mau benci gw apa enggak, tapi loe harus ikut gw ke villa”jelas nazril.

“gw bilang gw bisa pulang sendiri, loe gak usah so peduli sama gw!!!”bentakku dan pergi meninggalkan nazril. Tapi nazril malah mengejarku.

“luna, gw gak bisa biarin loe sendiri!!”teriak nazril menarik tubuhku.

“awww!!!”teriakku. nazril menarikku terlalu kencang, tanganku yang terasa lemas ini menjadi terasa sakit.

“loe dengerin gw sekarang. Gw minta maaf sama loe karena gw udah mengacaukan pertemuan loe dan maxime. Dan gw juga minta maaf soal kalung itu. Gw gak punya kalung yang maxime punya, dan gw gak akan menyruh loe buat lupain ariel. Tapi please luna. Loe harus ikut ge sekarang!!”ucap nazril menatap lekat-lekat mataku. Aku mengangguk saja dan menurut saja dengan apa yang nazril katakana padaku. Airmataku mengalir bersamaan dengan derasnya hujan. Benarkah yang dihadapanku ini adalah nazril??
-Villa Avalon-
Nazril dan Luna tiba juga di villa, demi apapun badan Luna pegal-pegal. Entahlah berapa jam ia harus berjalan menemukan jalan menuju villa ini.

“loe mau sup panas?tanya nazril pada Luna. Luna menggeleng saja

“gw ngantukk!!”ucapku pelan sambil terus berjalan menuju kamar. Sekarang aku tak memikirkan lagi, mau tidur seranjang apa tidak dengan nazril aku tak peduli. Badanku sudah sangat lelah. Nazril memapahku menuju kamar, dan ya!! Wangi aroma terapi vanilla itu masih saja tercium olehku dan bahkan oleh nazril juga.

“sekarang loe ganti baju gih!!”perintahnya, aku menurut saja, bajuku sudah basah oleh air hujan. Saat aku keluar nazril terduduk dipinggir tempat tidur, sepertinya ia tengah meringis kesakitan.

“loe kenapa?”tanyaku menghampiri nazril.

“heumm.. gak kenapa-kenapa kok lun. Cuma luka kecil saja”ucap nazril. Aku menghampiri nazril dan melihat tanganya yang masih merah bekas darah. Walaupun udah terguyur hujan tapi masih terlihat kalau ini bekas memukul.

“loe kenapa bisa begini??”tanyaku sambil mencari kotak obat. Nazril masih terdiam dan tak berbicara sepatah katapun. Aku menghampirinya dan mengobati tangannya.

“apa loe termasuk orang yang ceroboh?”kataku sambil mengobati luka nazril. Nazril masih tetap terdiam ia hanya menatap Luna dan tersenyum.

“nazril!!”panggilku. aku menatap mata nazril. Mataku dan nazril saling bertatapan. Rambut nazril masih basah oleh air hujan, ia tak mengeringkannya. Tapi nazril jadi keliatan lebih tampan dengan rambut seperti ini. Aku dan nazril masih saling tatap. Nazril semakin mendekatiku. Aku masih terdiam ditempatku duduk, nazril terus mendekatiku. “kau mau apa nazril??gumamku dalam hati. Jarakku dan nazril hanya beberapa centi lagi.

“Hatcchiii!!!!” aku bersin, mungkin ini efek hujan tadi.

“Luna!!!”teriak nazril sambil tersenyum.

“maaf..”ucapku ikut tersenyum “lukamu sudah ku perban, sekarang aku mau tidur”tambahku berdiri, tapi nazril malah menarik tanganku dan ikut berdiri.

“maaf atas ucapan gw di danau”ucap nazril tiba-tiba.

“iya lupakanlah!!”ucapku tersenyum. Rasanya tadi aku ingin marah terhadap nazril. Tapi kenapa aku tak bisa marah padanya??

Pagi hari,pukul 07.00
“Lunaa!!!!”teriak kirana berhambur kepelukan luna.

“gw khawatir sama loe, loe gak kenapa-napa kan?”Tanya kirana memperhatikan tubuhku.

“gak apa-apa kok, untung saja nazril menemukan aku”ucapku tersenyum pada kirana.

“ekhhmm. Cie..cie..”goda kirana dan uki.

“apaan sih kalian!!!”ucapku sambil ikutan tertawa. Hari ini rencananya aku,nazril,kirana dan uki akan jalan-jalan ke pantai Dreamland. Aku sudah membayangkan kalau hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.

“yukk kita berangkat!!”ajak uki.

“yukk”gumamku. Tanpa diduga nazril refleks menggenggam tanganku. Aku teridam dan melihat nazril.

“ayoo kita pergi,”ucapnya menarikku. Aku menganguk tersenyum. Akhirnya liburanku ini benar-benar akan terwujud.


-Pantai DreamLand-
“yeeeee….!!!!”teriakku dan kirana berbarengan. Aku dan kirana langsung berlarian menuju pinggiran pantai, bak seperti anak kecil.

“loe gak berbuat kasar terhadap Luna kan?”Tanya uki tiba-tiba.

“gw gak akan sanggup berbuat kasar sama dia”ucap nazril dengan pandangan tetap memperhatikan Luna. Uki ikut tersenyum, dan ia semakin yakin kalau nazril sahabatnya ini tengah jatuh cinta terhadap Luna.

Luna tengah asyik bermain pasir. Tiba-tiba seseorang mengahampirinya.

“bisa gw Bantu?”tawar nazril.

“nazril? Lho kok ada disini? Ukinya mana?”tanyaku bingung. Nazril menunjuk uki yang tengah bermain dengan kirana.

“ohh!!!”mulutku membulat memperhatikan Uki dan Kirana sangat akrab. Sekarang aku jadi berangan-angan saat ini ada ariel disampingku dan kami bermain pasir bersama. Iya memang anak kecil sekali permintaanku. Tapi entah kenapa aku begitu merindukan ariel. Tapi aku langsung membuyarkan semua keinginanku itu. Luna!! Ayolah nikmati Liburanmu ini’semangatku pada diri sendiri.

“loe lagi bikin apa? Sini gw Bantu!!”ujarnya sambil mengambil sendok untuk mengambil pasir-pasir itu.

“istananya udah jadi setengah, ayo sekarang giliran loe yang buat”ucapku menyuruh nazril. Nazril mengangguk setuju. Ia membuat bangunan-banguna kecil sehingga menjadi sebuah istana yang sangat bagus. Tapi saat bagian terakhir nazril menyenggol bangunan yang lebih tinggi. Dan istana pasir luna kini berantakan dan kembali menjadi setumpuk pasir.

“Nazrill!!!”teriakku dengan kesal. Nazril malah berlari dan menjauhi.

“sorry Lun, enggak sengaja”ucap nazril. Aku berdiri dan mengambil segumpal pasir.

“loe hancurin istana buatan gw, sekarang loe terima akibatnya”teriakku berlari mengejar nazril dan melemparinya dengan pasir.

“oke Luna, gw nyerah deh!! Loe gw buatin istana benaran aja mau?”tawar nazril mendekatiku. Aku bengong saat nazril berkata seperti itu.

“bengong lagi!!!”ucap nazril mengagetkanku.

“nazril!!! Loe itu menyebalkan sekali yaa..”teriakku. saat hendak berlari mengejar nazril aku terjatuh tersandung ember kecil.

“Luna!!!”teriak nazril terlihat panic. Aku meringis kesakitan!!

“aaaaa.. semuanya gara-gara loe”ucapku memukul-mukul nazril.

“sakit ya?? Maaf yaa!!”ucap nazril merasa bersalah. Aku berdiri dan tersenyum penuh kemenangan.

“weee!!!! Kena loe gw boongin!!!”teriakku berlari menjauhi nazril.

“Lunaa!!!!”teriak nazril mengejarku dan dia berhasil menangkapku.

“bilang maaf gak sama gw? Ayo bilangg!!!”ucap nazril sambil mengelitiki perutku.

“enggak gw gak mau bilangg!!”ucapku tertawa menahan rasa geli.

“ayoo bilangg!!!”ucap nazril dan dia menggendongku.

“iyaa.. iyaa gw mau bilang!! Tapi turunin gw dulu”ucapku sambil meronta-ronta. Nazril malah semakin erat menggendongku dan berputar-putar. Demi apapun aku menjadi pusing.

“nazrilll!!!!”teriakku.

“Luna, Nazril!!”ucap seseorang. Seketika itu aku langsung turun dari pangkuan nazril dan merapihkan rambut dan bajuku yang berantakan tertiup angina.

“maxime??”ucapku.

“sorry gw ganggu!!”ucapnya lantas bergegas pergi. Raut wajahku langsung berubah, aku berharap nazril mau memanggil max dan memintanya kembali kesini. Tapi sepertinya itu tak terjadi.

“ayoo pulang!!”ajak nazril dengan nada dingin padaku. Aku masih terdiam melihat kepergian ariel.

“Luna!! Ayoo pulangg!!!”bentakknya. aku baru tersadar setelah nazril benar-benar membentakku.

“Luna!!!!”bentakknya sekali lagi.

“kenapa? Loe itu kenapa sih kalau ada maxime selalu bentak-bentak gw!!!”tanyaku.

“gw gak ngebentak loe!!!”

“terus ini apa namanya? Loe gak ngebentak gw gituu!! Loe itu kenapa sih? Maxime memang lawan loe diarena balap sana. Tapi saat ini dia arielku nazril Arrielku!!”bentakku meninggalkan nazril dan berlari mengejar maxime.

“gw gak tahu kenapa Luna!! Tapi gw gak bisa jaga emosi gw kalau maxime mendekati loe!!”batin Nazril.


“max..”ucapku mengejar maxime.

“Luna? Ngapain?”tanyanya heran melihatku mengejarnya. Bukannya bersama nazril.

“heuumm.. ituu!!!”kataku sambil menunjuk kalung yang maxime kenakan.

“kalung ini? Kenapa? Apa kalung ini milikmu?”Tanya maxime menatap Luna. Luna masih terdiam.

“Luna!!!”

“iya. Boleh aku tahu darimana kau dapatkan kalung itu?”Tanyaku penasaran. Maxime tersenyum dan mengangguk.

“ceritakan padaku sekarang!!”ucapku tak sabaran.

“kalung ini gw dapet saat….” Belum selesai maxime menyelsaikan kalimatnya, nazril keburu datang dan menarik Luna.

“nazril, loe apa-apaan sihh!!”

“kita harus pulang!!!”ucapnya. tapi tatapannya menatap tajam ke arah maxime.
“tapii…”ucapku..

“Pulang!!!”bentak nazril sambil menarikku.

“lain kali saja ya max”ucapku bersedih. Aku sudah biasa nazril membentak-bentak aku. Jadi aku lebih baik diam saja.

“nazril, kenapa kau tak bersikap padaku saat sedang bermain pasir tadi?tanyaku. uhh pertanyaan bodoh menurutku. nazril menghentikkan langkahnya dan memandangku. Sekali lagi tatapan mata kami bertemu, aneh!! Tatapan nazril kali mengatakan aku lebih baik diam. Tapi aku penasaran sekali, kenapa nazril terkadang baik padaku tapi terkadang juga dia bisa sekasar ini padaku.

“bilang padaku kenapa nazril??”tanyaku. nazril masih terdiam dan menatapku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar