-->

Rabu, 27 Juli 2011

::LunAriel:The Alexandria Chapter 11 & 12:: oleh Ritha H. Boriels

 ~Chapter 11~
Ketika cinta itu datang dan menghapus kesedihan dan memberi kita nafas yang baru. Betapa bahagianya kita mendapatkan itu semua. Tapi haruskah kebahagiaan yang baru itu menjadi sebuah dilema ketika dia sang masalalu datang kembali dan membawa cinta yang dinantikannya selama ini.

Malam itu, hujan masih terus mengguyur kota, Bryan yang saat itu mulai sadar dari rasa sakit dikepalanya, perlahan-lahan ingatan dimasalalunya datang satu persatu bagaikan puzzle yang mesti disusun kembali agar terlihar sempurna. Bryan terus berusaha mengingat kembali masalalunya. Tak peduli dokter berkata bahwa ini akan membahayakan dirinya.
“Lunaaaaa!!!!!”teriak Bryan saat ia baru sadar dari pingsannya. Butiran-butiran keringat itu terlihat sangat jelas, peluh keringat membasahi tubuhnya. Kenapa aku memanggil Luna, apa hubunganku dengan masalaluku? Ya tuhan! Apakah karena kalung itu? Karena sebelum aku mengalami rasa sakit ini aku memikirkan kalung itu. Apakah aku ini ariel?’batinnya.

Sementara Luna masih terdiam saat Nazril menyentuhnya, sesaat tadi luna sempat menolak saat nazril masih menyentuhnya. Tapi demi apapun hati kecilnya membiarkan nazril melakukannya.
“aku mencintaimu Luna”ucap nazril sambil memeluk luna erat-erat. Luna masih terdiam tak menjawab pertanyaan Nazril. Luna hanya memejamkan matanya, menyakini apa yang sedang ia rasakan saat ini. Inikah yang Luna inginkan? Apakah perasaannya sama dengan apa yang nazril lakukan?.
“luna, apa kau tak mendengarku? Heum.. rasanya memang aneh aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Tapi entah sejak kapan rasa itu ada, saat ini dan sampai kapanpun aku akan menjagamu dan menjadi suami yang baik.”ucap nazril menatap lekat gadis dihadapannya ini. Luna malah meneteskan air matanya. tangannya merasa panas, jantungnya berdetak sangat kencang seperti drum yang sedang dipukul-pukul. Luna kemudian memberanikan menatap lekat-lekat laki-laki dihadapannya yang kini telah menjadi suaminya. Apakah aku mencintainya? Apakah laki-laki ini yang tuhan takdirkan menjadi pandampingku?batinnya. nazril tersenyum dan menghapus airmata luna yang masih mengalir sama seperti diluar sana hujan masih tetap mengguyur kota.
“nazril!!”ucap Luna. Nazril tersenyum dan menggenggam tangan Luna “apa yang mau kau katakana luna?”tanyanya sambil terus menatap luna lekat-lekat.
“aku juga mencintaimu, entah sejak kapan perasaan ini. Tapi jika ada kamu semuanya terasa lebih mudah,”ucap luna lalu berhambur kepelukan nazril. Nazril menyambutnya dan membelai rambut luna yang tergerai.
“aku tahu kau akan mengatakan ini, kalau tidak? Mana mungkin kau diam saja saat aku menciummu”goda nazril diselingi tawa.
“nazrill!!!”ucap luna sambil memukul bahu suaminya itu. Malam ini kita biarkan jadi malam milik mereka.

********

“Bryan? Kau sudah bangun? Sejak kapan?”Tanya Claudya yang pagi itu tengah menjenguk Bryan sambil membawakannya sarapan..
“entahlah, gw rasa semalaman ini perasaan gw gak tenang claud. Dan sekarang satu persatu ingatan di masalalu itu sudah mulai gw ingat.”ucap Bryan memandangi kearah jendela kamarnya. “syukurlah kalau kau sudah ingat, berarti kau akan kembali ke masalalumu dan mungkin kau akan menemukan siapa yang selama ini membuatmu ingin terus mengingat masalalumu,”ucap claudya dengan raut wajah sedih.
“terimakasih Claudya.”ucap Bryan tersenyum. Senang rasanya melihat Bryan tersenyum dan entah kenapa perasaan ketika mengenal maxime dulu kini terjadi pada Bryan. Itulah perasaan claudya saat ini. Namun rasanya memang sangat berbeda. Jika dulu maxime menyambutnya dan memberikan cintanya pada claudya. Tapi berbeda dengan Bryan. Bryan menatap claudya hanya sebagai sahabat, cinta itu cinta kepada seorang sahabat. Sesak rasanya dan inikah yang dinamakan patah hati?

Pagi ini saat Luna terbangun nazril sudah tak berada disampingnya. Dan wangi makanan sudah tercium. Dan luna tahu wangi masakan ini adalah wangi masakan yang selalu ia rindukan ketika dirumah ibunya. Tapi siapa yang membuat makanan itu? bibi kan tak mungkin mengetahuinya? Dengan segera luna lekas bangun dan menuju ke arah wangi makanan itu. saat luna melihat bibik berada diteras belakang sedang menyiram tanaman luna menghampirinya.
“bik? Kok ada disini, kalau begitu siapa yang masak?”Tanya Luna heran. “den nazril yang masak non,”ucap bibik sambil tertunduk, karena takut kena marah. “nazril? Oh ya udah, makasih ya bik. Lanjutin aja nyiramnya”ucap Luna sambil tersenyum. Bibikpun akhirnya bisa bernafas dengan lega karena awalnya takut kalau Luna akan marah.

“nazril?”panggil Luna. Nazril menghiraukan panggilan luna, ia malah sibuk mengaduk-ngaduk isi wajan dengan lihai bak seorang koki. Dengan sekejap luna langsung kesal, luna lantas pasang muka cemberut. “dasarr ya nazril, cowok ini memang menyebalkan sekali”gerutu luna dengan kesal lalu kembali menuju kamarnya. Sesaat nazril berbalik dan tersenyum melihat tingkah luna.


*Kreeekkk….. pintu kamar terbuka, saat itu luna tengah merapihkan buku-buku yang akan ia bawa ke rumah kirana. Luna tak menoleh saat tahu yang datang itu nazril, walaupun luna sebenarnya sangat ingin menoleh karena wangi makanan kesukaannya semakin dekat.
“heumm.. jadi istriku ini masih ngambek saat aku cuekin tadi?”goda nazril sambil menaruh nasi goreng special buatannya. Kali ini luna yang menghiraukan nazril, luna masih memasang wahah bete. Saat itu nazril menghampirinya dan memeluknya dari belakang.
“ayolah luna, kau jangan begini padaku?”ucap nazril dengan sedikit diselingi tawa. Wangi tubuh nazril menenangkan Luna. Dengan hanya mencium wangi tubuh nazril saja, aku sudah gak bisa marah padamu nazril’batin luna. Nazril memutarkan tubuh luna, sehingga mereka kini berhadapan.
“masih marah padaku?”nazril menyipitkan matanya. luna menggeleng dan terus menunduk. Nazril mengangkat dagu luna supaya gadis itu tak menunduk lagi.
“lantas kenapa kau masih cemberut?”Tanya nazril. “kenapa kau tadi tak menjawab panggilanku? Dan sejak kapan kau bisa masak?”Tanya luna. Nazril hanya tertawa dan menatap lekat-lekat gadis dihadapannya ini.
“luna.. luna.. aku tadi memang sengaja menghiraukanmu, karena aku sedang memasak makanan kesukaanmu. Ini sebagai hadiah karena kau memberikan malam terindah untukku.”jelas nazril serius.
“Oooo…”mulut luna membulat. “jadi hanya Ooo saja?”gumam nazril.
“memangnya kau mau apa dariku?”Tanya luna masih tetap masang wajah cemberut.
“tidak apa-apa, ayo sarapan dulu. Setelah itu kuantar kamu kerumah kirana”ucap nazril sambil mengacak-ngacak rambut luna. Saat nazril berbalik dan melangkah pergi luna baru tersenyum dan betapa ia bahagia menjalanai kehidupannya sekarang.
“nazril berhenti!!”teriak luna. Dengan segera nazril menghentikan langkahnya. Luna berhambur kepelukan nazril dan berbisik “terimakasih nazril,”ucapnya. Nazril hanya tersenyum dan iapun merasakan perasaan yang amat sangat senang.


“jadi bagaimana kirana? Apa kau mau menerimaku?”pinta uki yang saat itu mengutarakan perasaannya. Kirana tak menyangka uki akan secepat ini mengutarakan perasaannya.

“sejak kapan ki, lo punya perasaan sama gw?”Tanya kirana. “entahlah, yang jelas saat sama lo gw merasa ada sesuatu yang ngebuat gw gak bisa jauh dari lo. Mungkin ini takdir gw bisa bersama lo.”ucap uki mantap. Kirana tersenyum, karena sesungguhnya iapun mencintai laki-laki yang kini berada di hadapan dirinya dan tengah mengutarakan isi hatinya.
“jadi apa jawaban lo ran? Kalo lo terima gw lo ambil boneka ini, tapi kalau lo gak mau lo ambil bunga ini.”ucap uki was-was. Kirana tersenyum, sesaat ia memejamkan matanya dan menyakini perasaan yang ia rasakan saat ini.
“gw tahu jawaban gw sekarang.”ucap kirana tersenyum. Kirana lalu mulai mengambil bunga ini dan itu membuat uki lemas seketika. Jadi lo nolak cinta gw?’batin uki. “baiklah, walaupun lo nolak gw kita akan tetep jadi sahabat kan ran?”ucap uki memendam kesedihannya.
“nolak? Siapa yang nolak lo uki?”ucap kirana. “maksud lo?”Tanya uki benar-benar tak mengerti. “bunga ini bikin gw alergi uki, jadi gw ambil bunga ini mau gw buang bunga ini.”ucap kirana tersenyum.
“jadi lo nerima gw?”Tanya uki senang. Kirana terdiam dan kemudian mengambil boneka dolphin berwarna biru itu. “tak ada alasan buat gw nolak lo”ucap kirana sambil memeluk boneka dolphin pemberian uki. Refleks uki memeluk kirana dan mengajaknya berputar-putar.
“makasih ya kiran, lo udah nerima gw”ucap uki senang sambil menciumi rambut kirana. Kiranapun tersenyum. Ternyata ini saatnya ia mempunyai belahan jiwanya.


Nazril sudah tiba dirumah kirana, hari ini luna akan menghabiskan waktunya bersama sahabat tersayangnya itu.
“zril, itu uki kan?”Tanya luna saat melihat uki memeluk kirana. “uki? Tumben pagi-pagi gini udah keluyuran,biasanya dia masih tidur”ucap nazril polos.
“nazril…!!!’teriak luna. Nazril hanya tersenyum sambil keluar dari mobil Honda CR-V hitamnya. Nazril membukakan pintu mobil untuk luna.
“makasih,”ucap luna sambil malu-malu.
“iya sama-sama, aku berangkat dulu ya! Kamu hati-hati.”ucap nazril lalu mengecup pipi luna. Luna memandangi mobil suaminya pergi sampai benar-benar menghilang dari pandangannya. Baru ia memasuki halaman rumah kirana.


“Pagi Pak..”sapa claudya yang saat itu melihat nazril baru saja datang.
“claudya? Bagaimana keadaan Bryan?”Tanya nazril.
“dia sudah sadar, mungkin malam ini Bryan sudah bisa pulang dari rumah sakit.”ucap Claudya.
“ok! Sore ini gw dan luna akan jenguk dia,”ucap nazril sambil bergegas menuju ruangannya.

“Lunaaaa…!!!”teriak kirana memeluk sahabatnya itu. luna ikut tersenyum dan membalas pelukan kirana.
“tubuhku bau Uki. Hehehe”goda Luna.
“tubuh lo juga bau nazril, hahaha…”kirana tertawa. Lunapun ikut tertawa.
“selamat ya ki, lo akhirnya menemukan cinta sejati lo”ucap luna mengulurkan tangan.
“thanks lun, lo kapan sama nazril mengalami masa kayak gw dan kirana. Saling mencintai”ucap uki luna hanya tersenyum.
“uki..!!! udah sana, katanya mau berangkat kerja”gumam kirana. “iya sayang.”ucap uki. Saat itu luna menutup matanya dengan tangannya.
“gw gak akan lihat apa yang kalian lakukan ok!”ucap luna nyengir.
“huuu…!!!”ucap uki dan kirana secara bersamaan. Mereka bertiga pun akhirnya tertawa sebelum uki benar-benar pergi.

 ~Chapter 12~

Siang itu, Bryan masih tampak masih bingung dengan kepingan-kepingan dimasalalunya yang perlahan-lahan diingatnya. Walaupun ingatan itu belum terlalu jelas. Tapi ia ingat kalau hal paling penting yang selalu ingin ia iangat adalah Luna. Cinta dimasa kecilnya dan sekarang ia sudah menemukan cinta itu.
“lo udah sadar?”Tanya maxime saat memasuki kamar Bryan. Bryan hanya terdiam.
“gw mulai ingat semuanya max, dan kalung yang lo pakai itu milik gw!!”ucap Bryan dingin. Maxime terkejut. Bukan karena ingatannya Bryan sudah kembali. Tapi karena sikap Bryan terlihat sangat dingin pada Maxime. Bahkan Makanan yang dibawa CLaudya pun tak sempat ia sentuh.
“oh kalung ini? Jadi ini kalung lo? Ini gw kembalikan kalung lo”maxime memberikan kalung yang bertuliskan nama Luna ini.
“kapan gw boleh keluar dari sini?”Tanya Bryan.
“malam ini. Jadi sikap lo yang asli kayak begini?”Tanya maxime saat memberikan kalung milik Bryan.
“sikap gw? Gw hanya sedang memikirkan apa gw udah terlambat?”Tanya Bryan memandang maxime.
“terlambat? Gw rasa lo belum terlambat sama sekali, kalau yang lo maksud mengerjar cinta gadis pemilik kalung itu”.
“kenapa lo bisa bilang begitu?”Tanya Bryan.
“kalau gadis yang lo maksud adalah luna istri nazril, lo bisa rebut dia darinya. Lo sendiri tahu mereka menikah bukan karena keinginan mereka.”ucap maxime. Bryan tersenyum, terbesit sesuatu dipikirannya.


“jam berapa sekarang kiran?”Tanya Luna saat menutup buku pelajarannya. “heumm.. jam 12 tepat, memangnya kenapa? Jam pulang nazril kan masih lama lun”.
“mau kasih spaghetti buat nazril.”ucap luna sambil bergegas pergi lalu berpamitan pada kirana. Kirana dibuat diam dengan aksi sahabatnya itu. ada apa dengan luna? Kenapa dia jadi peduli terhadap nazril?


Luna tengah berjalan sambil menenteng spaghetti yang baru saja ia beli. Namun angina menerbangkan rambutnya hingga menutupi wajahnya. Dan ini membuat Luna tak bisa melihat jalan dengan baik.
*tttiiiiittttttt…. Suara klakson motor mengagetkan luna, untung saja luna bergerak cepat sehingga ia tak tertabrak.
“maaf pak,”ucap Luna.
“jalannya hati-hati neng,”ucap pengemudi motor itu, luna mengangguk sambil tersenyum. Saat luna hendak jalan ia manginjak sesuatu.
“kalung?”gumamnya. ternyata Luna menginjak kalung yang terjatuh dari lehernya. Sejak kapan kalung ini terjatuh dari leherku? Pertanda apakah ini? Apakah aku memang sudah seharusnya tak memakai kalung ini?’batinnya. luna lantas memasukan kalung bertuliskan ariel itu kedalam tasnya. Entah sejak kapan rasanya untuk ariel telah memudar.

“nazril!!!”ucap luna saat masuk keruangan nazril.
“luna? Ada apa?”Tanya nazril. Luna hanya tersenyum dan menunjukkan sekotak spaghetti yang ia bawa. Nazril membiarkan luna duduk dikursinya sementara nazril duduk dimeja.
“jadi, sekarang kau tak kapok membawa makanan untukku?”Tanya nazril sambil memainkan rambut panjang luna yang tergerai.
“sekarang kau kan bersikap manis padaku”ucap luna sambil membuka kotak spaghetiinya.”jawab luna nyengir. Nazril mengamati luna, sepertinya ada yang kurang dalam diri istrinya itu.
“kalungmu mana? Tak kau pakai?”Tanya nazril santai. “haruskah aku memakainya?”Tanya luna polos sambil mengambil menggulung-gulung spaghetti digarpu.
“kalau kau mau memakainya pakai sajjj….” Belum sempat nazril menyelesaikan kalimatnya, luna sudah menutup mulut nazril dengan spaghetti.
“tak usah bahas itu, ayo makan.”ucap luna. Dalam hati nazril tersenyum melihat luna bertingkah seperti itu.
“sini giliranku menyuapimu”ucap nazril. “bagaimana kau mau menyuapiku? Daritadi tanganmu memainkan rambutku.”ucap luna cuek. Nazril hanya nyengir saat luna berbicara seperti itu.
“sore ini kita jenguk Bryan. Dia sudah sadar”ucap nazril.
“benarkah? Syukur kalau begitu.”ucap luna. Sejenak mereka berhenti mengobrol, membiarkan spaghetti ini habis dimakannya.
*******

Sore itu nazril dan luna bergegas menuju rumah sakit untuk menjenguk nazril. Lagi-lagi hujan mengguyur kota. Bedanya hujan ini datang disore hari, padahal baru saja langit terlihat cerah. Tapi sedetik saja berubah menjadi gelap.
“hujan Lagi!!”ucap luna cembeurt. “kenapa? Sebenarnya kau tak suka hujan kan Luna?”Tanya nazril. Dengan cepat luna mengangguk.
“kau tahu zril, langit jadi tak begitu indah”ucap luna cemberut. Nazril mengelus rambut luna. “biarkan hujan membasahi kota luna,”ucapnya. Luna tersenyum dan saat itu perasaannya sangat tenang.
“maxime?”sapa nazril yang saat itu melihat maxime tengah duduk diruang tunggu.
“luna, nazril?”.
“bagaimana Bryan?”Tanya Naxzril. Maxime tersenyum, saat itu ia teringat ucapan maxime tadi siang.
“max, kalau lo benar-benar ingin nebus kesalahan lo terhadap gw. Bantu gw supaya bisa berdua sama luna. Caranya lo atur sendiri.”

“maxime!!”panggil nazril.
“yeahh. Keadaannya baik-baik saja, naz! Gw perlu bicara sama lo. Tapi gak disini, gak apa-apa kan luna?”Tanya maxime menoleh pada luna.
“oke! Kalau gitu gw tunggu didalam.”ucap luna. “kamu tunggu sebentar ya lun,”ucap nazril sambil mengecup pipi luna. Maxime dibuat heran dengan aksi nazril. Sejak kapan luna dan nazril jadi mesra begitu.

“Bryan!!”panggil luna saat luna membuka pintu kamar. Saat itu Bryan tengah berdiri menghadap jendela kamar.
“lo udah sehat? Kok lo berdiri disitu?”Tanya luna. Bryan berbalik dan menatap luna penuh arti, mengamati luna dengan seksama. Tapi satu hal yang membuat alisnya mengkerut. Bryan tak menemukan kalung yang dipakai luna.

Sementara nazril….
“kenapa max?”Tanya nazril. “sejak kapan lo mencintai luna?”. Nazril mengerutkan alisnya, ia tak mengerti dengan perkataan maxime.
“bukan urusan lo, lo kenapa manggil gw?”. Tanpa pikir panjang menceritakan semuanya, maxime tak mau berbohong sedikitpun. Alasannya membawa nazril kemari supaya bryan bisa lebih leluasa berbicara dengan luna. Nazril menanggapi perkataan maxime dengan tenang. Walaupun emosinya saat itu ingin meledak.

“Luna!!!”ucap Bryan menghampiri Luna. Luna dibuat terdiam dengan aksi Bryan. Terlebih saat itu luna melihat kalung bertuliskan namanya digenggam Bryan.
“Ariel??”ucap Luna gemetar. Bryan tersenyum dan memeluk Luna erat-erat.
“ya luna, ini aku ariel. Aku arielmu luna!!”ucap bryan terus memeluk luna. Luna terkulai lemas. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya lagi. Perlahan airmatanya mulai jatuh.
“luna!! Ini aku, sekarang aku ingat semuanya. Aku arielmu luna. Aku ariel!!”ucap Bryan. Saat itu nazril sudah berdiri didepan pintu. Hatinya sesak, gundah. Akankah ia kehilangan luna disaat ia benar-benar mencintainya. Saat nazril hendak pergi, pemandangan itu membuatnya enggan melangkah. Tiba-tiba Luna mendorong tubuh Bryan.
“luna kau kenapa?”Tanya Bryan. Luna berbalik dan sekarang dihadapannya berdiri nazril. Hati luna terasa sesak. 2 pria kini berdiri di dekatnya. Masalalu dan Masa depannya!! Luna berlari tanpa menoleh kearah Bryan begitupun pada Nazril.
“Luna!!!!!panggil Bryan yang hendak mengejar Luna. Namun nazril menahannya “biar gw yang temui luna, gw yang lebih berhak”ucap nazril mematahkan Bryan untuk mengejar Luna.

Diluar hujan cukup deras, Luna tak peduli. Ia ingin menjauh dari semuanya. Luna tak sanggup menghadapi kenyataan kalau Bryan adalah Ariel. Hati kecilnya menolak Bryan kalau dia ariel. Tapi pikirannya terus tertuju pada kenangan-kenangan dimasalalu. Luna terkulai lemas, ia sudah lelah berlari. Ia biarkan hujan membasahi tubuhnya. Satu persatu bayangan nazril dan Ariel silih berganti memenuhi pikirannya.
“Lunaa!!!”teriak sebuah suara. Yang luna yakini itu suara nazril. Luna bangkit dan berbalik memandang nazril.
“kenapa lari?”Tanya nazril.
“zril. Kamu mau marah sama aku? Kamu marah aja sekarang! Ayo marah!”teriak luna.  “luna, kau bicara apa sih?”.
“nazril!!! Kenapa kau tak marah tadii!! Apa kau tak sayang padaku?”ucap Luna sedikit berteriak. Nazril tersenyum dan memeluk Luna. Ia menenangkan gadisnya ini ditengah guyuran Hujan.
“menangislah luna, jika kau ingin menangis.”ucapnya.
“nazril….!!!” Luna memeluk Nazril erat-erat. Pemandangan itu disaksikan oleh maxime. Dan maxime baru menyadari kalau perbuatannya tadi salah.
~To Be Continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar