-->

Rabu, 20 Juli 2011

::LunAriel:The Alexandria Chapter 9 :: oleh Ritha H. Boriels

~CHapter 9~
“kalau suatu saat nanti kita bertemu lagi, aku berjanji akan menikah denganmu”. “Luna! Bagaimana kau akan menikah denganku? Aku kan tidak tampan?”.
“aku tak peduli, karena kau yang telah menolongku ariel, dan aku mau menikah denganmu.” “luna!luna! baiklah, jika suatu saat kita bertemu lagi kita akan menikah”. Luna berhambur kepelukan ariel dan mereka saling bertukar kalung sebelum perpisahan itu benar-benar terjadi.
“Luna!!!”teriak Bryan terngah-engah, tubuh dipenuhi keringat. “ternyata semua itu hanya mimpi? Ariel? Kenapa itu sepertiku? Apakah aku ini ariel? Dan apakah perempuan itu adalah luna? Yang sekarang menjadi istri Nazril atasanku?batin bryan.
“kau kenapa? Apa kau mimpi?”Tanya claudya yang saat itu membawakan segelas air putih pada Bryan. “aku seperti melihat masalaluku dalam mimpiku. Tapi masih samara-samar dan aku tak mengerti semua itu”ucap ariel kemudian meneguk segelas air mineral.
“sudah tak usah dipikirkan, sekarang kau lebih baik istirahat. Dokter bilang kau hanya terlalu keras mengingat masalalumu. Kau tahu Bryan! Kadang kala masalalu itu memang sangat penting untuk kita ingat, tapi tak salah kan kalau kita terus maju kedepan”uca cluadya.
“thanks claudya. Aku berterima kasih banyak padamu”ucap Bryan menggenggam tangan Claudya. Entah kenapa saat itu jantung claudya berdetak tak beaturan.

 ***
Claudya keluar kamar, dan disana sudah ada maxime, Luna dan Nazril. Mereka bertiga terlihat khawatir pada kondisi Bryan.
“Bryan taka pa-apa, dia hanya terlalu keras mengingat masa lalunya”ucap claudya menenangkan ketiganya.
“heumm.. syukurlah kalau dia tak kenapa-napa,aku khawatir. Karena sejak tadi dia dating wajahnya nampak sangat pucat”gumam Luna. “tenang saja luna, dia baik-baik saja. Kau mengkhawatirkannya seolah kau adalah orang dimasalalunya saja”gurau claudya.  “hehe.. kau benar juga claudya, aku sendiri saja hanya baru mengenal bryan”ucap Luna.
“sebaiknya kita pulang luna, pertemuannya sudah selesai”ucap nazril dingin. “tapi bryan? Dia kan…” “dia sudah mendapatkan perawatan yang layak luna, kau tak usah mengkhawatirkannya lagi. Dia bukan siapa-siapamu”gumam Nazril lalu menarik tangan Luna dengan kasar.
***
“kau ini kenapa sih? Wajar kan kalau gw khawatir sama Bryan, bagaimanapun dia karyawan lo”ucap Luna yang masih kesal atas perlakuan nazril tadi. “oh ya! Bukankah yang seharusnya khawatir itu gw bukan loe?”Tanya nazril balik dan tetap focus menyetir. “terserah lo saja deh, dari dulu lo gak pernah baik sama gw”dumel luna, lalu ia memejamkan matanya. “seandainya lo tahu lun, apa yang gw lakukan sama lo sekarang karena gw gak mau kehilangan lo”gumam nazril. Sayangnya Luna sudah terlelap tidur, jadi dia tak sempat mendengar perkataan nazril yang terakhir.
Dengan senang hati nazril menggendong luna yang masih tertidur, ternyata saat datang kerumah, Nathan kakak luna dan clarissa sudah menyambutnya dan membukakan pintu untuk Nazril.
“lo pasti berat gendong luna nazril?”Tanya Nathan. Nazril hanya menjawab dengan sebuah senyuman. Ya walaupun luna berat tapi nazril dengan senang hati melakukannya. Setelah menidurkan Luna nazril kembali keruang tamu dan disana sudah ada kakak iparnya Nathan dan Clarissa.

“ada apa kak? Ada yang ingin kalian sampaikan padaku dan Luna.?”Tanya Nazril. “iya, kakak hanya ingin memberitahukan kabar gembira pada kalian, kalau Clarissa saat ini sedang mengandung dan usia kandungannya sudah 2 bulan”gumam Nathan dengan senyum sumringahnya. “benarkah? Selamat ya kak, kalau luna tahu pasti dia akan sangat senang sekali.”gumam nazril.
“ya, kakak rasa begitu. Baiklah nazril, kakak hanya memberitahukan ini, kami tak bisa lama-lama karena kami harus ke dokter.”
“sekali lagi selamat kak,”ucap nazril menepuk pundak kakak iparnya itu. “terimakasih nazril, kakak harap kalian secepatnya menyusul. Biar jagoanku dan jagoanmu bisa bermain bersama”ucap Nathan. Nazril hanya tertawa mendengarnya.

“hoaaamm..!!! lo kok aku udah dikamar saja? Pasti nazril lagi yang menggendongku, berapa kali nazril selalu menggendongku yang selalu tertidur”gumam Luna yang saat itu baru bangun.
“lo udah bangun?”
“lo darimana?”Tanya Luna dengan wajah masih mengantuk. “dari bawah, tadi ada kak Nathan, dia bilang kalau kak clarissa sedang mengandung dan usia kandungan menginjak 2 bulan”.
“huwaa… benarkah?”luna nampak sangat senang dan refleks memeluk nazril. “kau boleh senang, tapi sampai kapan kau akan memelukku?”goda nazril.
“iya maaf..maaf.. habisnya gw terlalu senang.”gumam luna sumringah.
*******
Keesokan paginya Luna bangun terlebih dahulu, dan seperti biasa Luna selalu mendapati Nazril tertidur disofa karena menyelesaikan tugas kantornya.
“luna lantas membereskan meja sambil komat-kamit.”
“kalau lo gak ikhlas beresin semuanya gak usah, daripada lo komat kamit gak jelas”gumam nazril yang sudah terbangun. “habisnya lo tuh, kalau sudah berantakin meja gak mau rapihin lagi, selalu gw yang merapihkannya”gerutu Luna. Dengan sengaja Nazril menarik tangan Luna, sehingga gadis itu terjatuh tepat menimpa tubuh Nazril. Nazril mengerutkan alisnya. “jadi, kenapa lo mesti susah-susah membereskan semuanya? Biarkan saja bibik yang membereskan semuanya.”ujar Nazril. Luna dibuat terdiam dengan aksi Nazril, bukan soal pertanyaannya. Tapi jarak Nazril yang begitu dekat dengannya. Dan jantung Luna rasanya seperti akan meledak. Luna dibuat tak berkedip memandang Nazril yang berada dibawahnya.
“Luna!!!”panggil Nazril.  Saat itu luna barusaja tersadar atas apa yang dilakukannya, kenapa dia mau berlama-lama berada diatas tubuh nazril. “sudah sana mandi dan siap-siap pergi,”ujar Luna mengacak-ngacak Rambut Nazril untuk menyembunyikan wajah merahnya. Sementara Nazril yang melihat Luna berlalu kini tengah tersenyum. Entah sejak kapan Nazril telah dibuat jatuh cinta terhadap Gadis yang kini menjadi istrinya. Padahal sejak perjodohan itu Nazril tak menginginkan Luna, tapi sekarang! Hatinya selalu tertuju pada Luna.
Saat menuju meja makan, luna merasa aneh melihat ada 2 koper berdiri dhadapannya. “lho! Ini kopernya siapa? Apa ada tamu?”Tanya luna penasaran.
“itu koper mama sama papa Luna,”ujar mama nazril yang mengagetkan Luna. “mama? Memangnya mama sama papa mau kemana?”Tanya Luna.
“mama sama papa siang ini mau ke kanada Luna, kami sudah seharusnya pulang”.  “pulang?” luna dibuat tak mengerti. “iya pulang, karena sejak awal kalau nazril sudah menikah ini akan menjadi rumah Nazril dan mama sama papa akan kembali ke kanada. Lagipula sudah terlalu lama papamu itu meninggalkan pekerjaannya disana”jelas mama.
“pulang ke kanada?”Tanya luna lagi tak percaya, padahal Luna sudah sangat sayang terhadap ibu mertuanya ini. Tapi sekarang perpisahan itu harus terjadi.
“tapi mama akan sering-sering pulang kan?”Tanya Luna mulai meneteskan airmatanya.
“mama akan kembali kesini saat mendengar kau sedang hamil Luna”canda mama. Luna tersenyum, rasanya berat banget melepas kepergian ibu dan ayah mertuanya ini.
“Nazril!!!”panggil Luna yang saat itu melihat Nazril sudah sangat rapi.
“kita antar dulu mama dan papa ke Bandara. Setelah itu kamu baru berangkat kuliah”ujar Nazril. Luna menurut saja, pagi ini Luna mengantarkan ibu dan ayah mertuanya ini menuju Bandara.
******
“jadi sekarang kita tinggal berdua begitu?”Tanya Luna saat dalam perjalanan menuju kampusnya.  “memangnya kalau tinggal berdua kenapa? Memangnya berpengaruh? Enggak kan?”gumam Nazril. Huh!! Dasaarr!! Nazril memang menyebalkan’dumel Luna dalam hati.
“sudah sampai, masuk sana”ucap Nazril. Tapi Luna masih enggan keluar dari mobil. Rasanya ia malas sekali masuk kuliah.
“boleh membolos sehari tidak nazril?”Tanya luna dengan muka innoncentnya “bolos?? Memangnya kau mau kemana?”Tanya Nazril.
“aku kangen ibu! Aku mau seharian ini dirumah ibu.”gumam Luna. “heumm.. baiklah, nanti saat jam pulang aku jemput lo dirumah ibu”.ujar Nazril. Tanpa diduga luna mengecup pipi Nazril “thanks Zril”ucap Luna dengan wajah memerah. Nazril hanya tersenyum dan melajukan kembali mobilnya menuju rumah Ibu mertua.

“ibuuuuu….!!!”teriak Luna bak seorang anak kecil yang mendapatkan permen. Luna berlari menghampiri ibunya yang tengah menyiram tamanan.
“Luna?”gumam sang ibu memeluk Luna.
“luna kangen sama ibu, kangen..kangen..kangen..”ucap Luna sambil terus memeluk ibunya.
“selamat pagi bu,”ucap nazril lalu menyalami ibu mertuanya ini.
“nazril, maaf ibu tidak bisa mengantar mamamu ke Bandara. Clarissa pagi ini selalu muntah-muntah terus.”ucap ibu Luna. “iya gak apa-apa bu, oh ya! Nazril tak bisa lama-lama disini, nazril harus pergi ke kantor. Nazril pamit bu, Luna jaga dirimu!”ucap Nazril. Luna tersennyum memandang kepergian Nazril “ayo bu kita masuk,”ajak Luna.


Bryan tengah menyiapkan bahan-bahan untuk meeting hari ini, ia datang lebih pagi dari Bosnya itu.
“Bryan, maaf saya datang terlambat!”ucap nazril merasa bersalah. “taka pa-apa zriil,saya juga baru datang kok”ucap Bryan yang masih menyiapkan file-file.
“lo udah sembuh?”Tanya Nazrril.
“lumayan, gw kemarin terlalu memaksakan mengingat tentang masalalu gw. Tapi itu semua percuma. Gw jalanin aja apa yang ada sekarang”ucap Bryan. Nazril terdiam dan menepuk pundak asistennya itu.
“kalau tuhan menakdirkan lo bisa mengingat masalalu lo, lo akan mengingat masalalu itu tanpa lo memaksa mengingatnya.”ujar Nazril. Bryan tersenyum, ternyata Nazril bos yang sangat Baik.

“hueeekkk…hueeekkk…!!!”sejak tadi clarissa terus muntah karena mual. Dan luna dengan setia membantu kakak iparnya itu agar tidak muntah lagi.
“maaf ya Luna, kakak jadi merepotkanmu.”ucap clarissa. “tak apa kok kak, luna senang bisa membantu kakak,”ucap Luna.
“heumm.. kalau kau hamil nanti juga kamu akan mengalami hal yang seperti kakak,”ucap clarissa. “ah kakak ini berbicara apa sih, aku belum memikirkan itu semuanya kak,”ucap Luna bersemu merah.
“kapan kau akan hamil luna,”Tanya ibu yang membawakan sepiring mangga muda untuk clarissa. Luna dibuat merinding melihat kakak iparnya yang dengan lahapnya memakan mangga muda itu tanpa merasa asam sedikitpun.
“ibu ini ngomong apa sih, ibu sendiri kan kalau aku dan nazril itu berbeda dengan kak Nathan dan kak clarissa,”ucap Luna. “kenapa? Karena kalian menikah tanpa didasari rasa cinta Luna? Apa sampai saat ini kamu belum mencintai suamimu Luna? Atau jangan-jangan kamu memang belum pernah tidur bersama Nazril?”tanya ibu. Luna terdiam mendengar pertanyaan ibunya. Apakah aku mencintai nazril atau tidak? Aku sendiri saja masih belum tahu, aku masih berharap menemukan arielku. Ariel cinta masalaluku.’batin Luna.
“luna, ibu memang tak memaksamu mencintai nazrilm tapi nazril sangat baik padamu bukan? Bahkan kemarin kakakmu bercerita kalau nazril dengan telaten menggendongmu yang tertidur lalu menyelimutimu dan tak lupa dia jugs tersenyum saat melakukan semua itu padamu,apakah kamu tak tersentuh pada Nazril sedikitpun luna?”tanya ibu lagi. Sekali lagi luna dibuat terdiam oleh sang Ibu.  “ibu benar, nazril memang sangat baik padaku, entah berapa kali aku selalu digendong nazril ketempat tidur hanya karena aku ketiduran.”ucap Luna tanpa sadar.
“luna, kamu dan nazril mungkin memang menikah karena sebuah perjodohan. Tapi ibu yakin kamu dan nazril bisa bahagia selamanya.”ucap ibu lalu meninggalkan Luna dan clarissa yang masih memakan mangga muda. Luna masih terdiam dan mencerna baik-baik ibunya.
“luna, kalau kamu yakin dengan pilihan kamu. Ajak Nazril makan siang denganmu, pasti dia sangat senang.”ucap clarissa menepuk pundak luna.
“lho! Kaka sendiri mau kemana?”tanya Luna. “kakak mau ke toko bunga, sepertinya bayi diperut kaka ingin menikmati wewangian bunga”ucap clarissa tersenyum. Apakah aku mencintai Nazril? Tapi entah kenapa saat menyebut namanya jantungku terasa berdetak sangat cepat? Tuhan! Apa benar aku sudah jatuh cinta pada nazril?batin Luna.

Luna tengah membawakan sekotak pizza untuk Nazril, entah kenapa rasanya ini memang yang Luna inginkan. Pasti nazril sedang lapar saat ini. Luna tiba dengan perasaan senang. Iya, setelah berbincang cukup banyak dengan ibunya sepertinya luna mulai yakin kalau ia punya perasaan terhadap nazril.
“CLaudya, apa Nazril ada diruangannya?”tanya Luna yang saat itu baru saja datang. “sepertinya ada, mungkin dia sedang istirahat. Tapi dia tak mau makan untuk keluar”ucap Claudya.
“memangnya Nazril kenapa?”. “akhir-akhir pekerjaannya sedang menumpuk Luna, jadi dia tak sempat istirahat.
“Oooo…”mulut Luna membulat, dengan segera ia masuk keruangan nazril, dan benar saja. Nazril masih berkutat dengan laptop Applenya.
“Nazril? Apa kau tidak lapar?”tanya Luna yang duduk didepan nazril. Nazril tak menjawab dia masih sibuk dengan Laptopnya.
“Nazril!!!!”panggil Luna. Nazril masih tak menjawab juga. Dan ini membuat luna kesal, dengan sengaja Luna mematikan Laptop nazril.
“Luna!!!”bentak Nazril. Luna jadi terdiam saat Nazril membentakknya.  “lo itu kenapa sih? Semua filenya hilang kan kalau begini?”bentak Nazril.
“gw gak peduli mau file lo hilang atau gak, tadinya gw kesini mau makan ini sama lo. Tapi lonya aja kayak gini. Nyesel gw datang kesini,”ucap Luna sambil pergi dan membawa kembali pizza yang ia bawa.
“luna!!”panggil nazril, tapi luna terlanjur pergi dan membawa kembali pizza yang tadi ia beli.

“Nazril itu kenapa sih, kalau dia sudah serius dengan pekerjaannya dia gak peduli gw dating apa enggak, huwaaa.. Nazril lo menyebalkan!!!”gerutu Luna sambil memberantakan rambutnya.
“luna? Kamu kenapa?”tanya Bryan yang datang menghampiri Luna.
“Bryan?”ucap Luna dan merapihkan kembali rambutnya. Sementara Bryan tertawa kecil melihat tingkah Luna.
“mau makan pizza ini sama aku gak?”tanya Luna sambil menyodorkan sekotak pizza. “bukannya itu untuk suami kamu luna?”tanya bryan.
“lupakan soal nazril, ayo kita makan pizza ini,”luna menarik tangan Bryan. Bryan menurut saja, entah kenapa rasanya ia pernah mengalami ini. Tapi entah dengan siapa.

“Claudya, kamu lihat Luna pergi kemana?”tanya Nazril pada Claudya sekretarisnya. “sepertinya dia menuju ruangan Pantry dengan Bryan.”ucap CLaudya. Dengan segera Nazril menuju ruang Pantry. Disana terdengar suara tawa Luna dan bryan secara bersamaan dan ini membuat nazril kesal.

“luna, kalung kamu itu?”tanya Bryan tiba-tiba. “heumm.. kalung ini dari Ariel, dia adalah cinta dimasa kecilku. Tapi sampai sekarang saja aku tak tahu ariel dimana?”ucap Luna.
“ariel? Nama itu tak asing bagiku”gumam Bryan.
“apa kamu kenal Ariel Bryan? Dimasalalu mungkin.?”tanya Luna antusias. “entahlah Luna, aku tak bisa mengingat jelas masalaluku. Tapi rasanya nama itu memang tak asing lagi bagiku. Apakah ariel itu sangat penting bagimu Luna?”tanya Bryan.
“awalnya iyaa..!!!”ucap Luna.
“Awalnya??”tanya Bryan tak mengerti. “sudahlah tak usah dipikirkan Lagi, lebih baik kau cepat masuk kerja.”ucap Luna. Bryan menurut saja.
“kalau begitu aku duluan, thanks atas pizzanya”ucap Bryan. Saat tahu bryan akan keluar nazril bergegas pergi agar ia tak terlihat.

“huufftt… tadinya gw pengen makan pizza ini sama Nazril,”gumam Luna dalam hati. Saat ia hendak pergi Nazril sudah berdiri dihadapannya.
“Nazril??”gumam Luna.
“lo masih marah sama gw luna?”tanya Nazril. “sedikit, lo tahu tidak. Ibu bilang lo sangat baik sama gw, dan iya gw akuin lo emang sangat baik sama gw. Gw niat baik mau makan siang bareng lo, tapi sikap lo sama gw kayak begini.”ucap Luna.
“luna! Gw…!!!”
“udah gak usah dibahas Lagi, ujung-ujungnya kita akan bertengkar lagi.”ucap Luna dan bergegas pergi. Tapi nazril menarik Luna dan memeluknya dari Belakang.
“gw minta maaf luna, gw memang bodoh selalu memarahi lo tanpa sebab.”ucap Nazril. Luna membalikkan tubuhnya sehingga mereka kini berhadapan.
“lo minta maaf sama gw? Tapi kenapa Zril? Apa gw memang harus selalu terluka dulu baru lo mau menghampiri gw? Kenapa mesti dengan cara seperti ini zril? Setelah gw menangis karena lo, setelah lo bentak gw dan setelah gw terluka, lo baru menghampiri gw??”ucap Luna terisak.
“gw gak akan mampu liat lo terluka Luna, gw memang bodoh membiarkan loe selalu terluka luna.”ucap Nazril merasa bersalah.
“seandainya gw gak terluka dulu apa lo akan selalu menghampiri gw?”tanya Luna yang saat itu masih menangis.
“terluka ataupun tidak, gw akan selalu menghampiri loe luna. Karena gw gak akan pernah mampu melihatmu terluka sedikitpun.”gumam Nazril memeluk Luna. Luna membalas pelukan nazril. Pelukan Nazril kali ini begitu hangat dan membuat Luna nyaman.
~Chapter 10~



Keesokan paginya Luna terbangun dengan sangat ceria. Bagimana tidak, ini kali pertamanya ia benar-benar tertidur bersama Nazril dengan tenang tanpa ada perdebatan lagi dan rasanya malam tadi luna benar-benar tertidur dengan sangat nyenyak. Luna menjadi mengingat kejadian semalam.

Saat nazril  pulang dari kantonya, ia disambut oleh luna, entah angina apa yang membuat Luna semangat sekali menyambut kedatangan Nazril.
“lo mau makan tidak?”tanya Luna saat Nazril baru saja tiba. Nazril tampak heran dengan tingkah Luna.
“lo sakit atau kenapa Luna?”tanya nazril yang heran melihat tingkah laku Luna. Luna langsung cemberut dan membuang muka saat nazril menatapnya.
“luna, apa aku mesti memelukku baru kau tak cemberut begitu?”ucap Nazril yang merentangkan tangannya dan hendak memeluk Luna. Dengan segera Luna menghindar dari nazril.
“weeee..!!! lo gak akan semudah itu meluk gw”ucap luna berlari menjauhi Nazril. Nazril hanya tertawa ringan. Ini rasanya seperti pertama kali melakukannya. Karena dari pertama menikah sampai sekarang, rasanya ini malam terbaik yang Luna Nazril alami.
Selesai Mandi Nazril masih berkutat dengan pekerjaannya kembali.
“masih mau membuat hatiku terluka nazril?”tanya Luna yang duduk disamping nazril dan menyandarkan kepalanya dibahu Nazril.
“memangnya lo ma uterus menerus terluka luna?”tanya Nazril yang masih tetap menyelesaikan tugasnya karena tadi siang file-filenya hilang karena luna mematikan laptopnya tiba-tiba.
“tentunya saja tidak, siapa juga yang ingin selalu terluka”ucap Luna masih menyandarkan kepalanya dibahu Nazril.
“selesai!!”gumam nazril. “apanya yang selesai?”tanya Luna heran.
“perkerjaanku yang kau hilangkan saat tadi siang”gumam nazril sambil mencubit hidung Luna. “awww..!!! sakit Nazril”ucap Luna menyingkirkan tangan nazril dari hidungnya.
“tidur yuk?”ajak Nazril.
“apa kau sudah mengantuk?”tanya Luna seperti enggan malam ini berakhir karena harus tertidur.
“luna! Aku lelah seharian ini mengerjakan ulang semua pekerjaanku itu, jelas saja aku mengantuk. Kau mau tidur apa tidak?”tanya nazril sekali lagi.  Luna menggeleng. Dengan segera Nazril menggendong luna menuju tempat tidur.
“nazril kau mau bawa aku kemana?”tanya Luna.
“tidur!!”jawab Nazril dengan Polos dan menidurkan Luna ditempat tidur. Hufft.. nazril ini gimana sih, aku   belum mengantuk’batin Luna. Tapi melihat nazril yang sudah tertidur disampinya dengan lelap. Diam-diam Luna tersenyum karena merasa hari ini hari yang sangat menyenangkan untuknya. Luna kemudian berbaring disamping Nazril dan memandangi Nazril.
“kau kenapa terus memandangiku Luna?”tanya Nazril yang ternyata belum tertidur. “tidak? Siapa yang memandangimu?”ucap luna mengelak, nazril tersenyum dan mencium pipi Luna. “masih banyak hari esok buat memandangiku Luna, lebih baik kita tidur”ucapnya seraya menarik selimut hingga menutupi wajah kami berdua. “nazril aku tak bisa bernafas!!”teriak Luna. Nazril masih terdiam dan memeluk Luna sambil menutup Matanya.
Mengingat kejadian itu Luna jadi tertawa sendiri. Apa benar aku telah jatuh cinta terhadap nazril?”batin Luna.
“sejak kapan kau terbangun Luna?”ucap Nazril yang baru saja terbangun. “baru saja, biasanya kau yang bangun lebih pagi, kenapa sekarang kau bangun terlambat?”tanya Luna. “heumm.. mungkin karena semalam aku tidur sangat nyenyak”ucap nazril sambil memberantakkan rambut Luna.
“Nazril..!!!”teriak Luna diselingi dengan senyum.

Bibik sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Luna dan Nazril. Sejak kepergian mama dan papa mertuanya ke kanada. Yang menyiapkan segalanya diserahkan pada bibik. Biasanya Luna sendiri dan sang mertua yang melakukannya. Tapi sekarang ini menjadi tugas bibik.
“terimakasih Bik,”ucap Luna saat tiba diruang makan.
“iya non, bibik mau pamit kepasar dulu.”ujar bibik. Luna mengangguk dan menunggu Nazril turun dari kamar. Ia memilih membaca novel yang belum sempat ia baca.
“sarapan ya sarapan! Jangan baca mulu”ujar nazril sambil mengambil novel dari tangan Luna. “Nazril! Jail banget sih kamu!!”ucap Luna. Nazril tak menghiraukan perkataan Luna ia menyantap sarapannya dengan tenang dan Luna jadi dibuat tak berkedip dengan aksi Nazril. Saat sedang sarapanpun kenapa ia masih terlihat sangat tampan”gumam luna dalam Hati.
“yuk berangkat! Bukankah kau ada kuis hari ini?”tanya Nazril bergegas pergi.  “Nazril tunggu!!”teriak luna.
“apalagi?”tanya Nazril.
“apa kau tak mau memakai dasinya dulu?”tanya Luna memegang  dasi yang biasa dipakai Nazril. “oh iya, kemarikan dasiku. Kau tunggu dimobil biar kupasang dulu dasinya”ucap Nazril.
“sudah kau kemari saja,”ucap Luna yang masih terduduk dikursi.
“kemarikan dasinya.”ucap Nazril menghampiri Luna. “sini biar aku yang pasangkan dasimu”ucap Luna. Nazril menurut saja, luna tengah memasangkan dasinya ke Nazril. Dan ini membuat perasaan kedua tak karuan.
“luna!!”gumam Nazril.
“iya,”jawab Luna masih focus memasangkan dasi. Nazril mendekati Luna dan ini membuat jantung keduanya berdetak sangat cepat. Dan sesuatu menyentuh bibir Luna, Nazril menciumnya. Dan saat itu aksi luna memasangkan dasi jadi terhenti karena nazril menciumnya. luna membiarkan tangannya bergelayut manja dileher nazril. Entah kenapa Luna tak protes atau memberontak saat Nazril meciumnya.
“Luna!!!”panggil Kirana dan uki saat itu. Nazril langsung melepas ciumannya. Sementara masih terdiam.
“sepertinya itu teman-teman kita,”ucap nazril hendak membukakan pintu. “biar aku saja yang membuka pintu, kau lanjutkan saja pasang dasi ini.”ucap Luna dalam keadaan jantungnya masih berdebar-debar atas aksi nazril yang  menciumnya barusaja.

“Luna!! Kau membuka pintu lama sekali, apa yang kau lakukan dengan Nazril sih?”gumam Kirana. Seketika wajah Luna memerah dan terdiam.
“hanya sedang sarapan, ayo masuk”ucap Luna. Kirana dan uki masuk dan menuju ruang makan.
“luna, ibu mertuamu kan ke kanada. Berarti kau berdua saja dong dengan nazril”kirana menyikut Luna.
“heumm.. aku bertiga dengan bibik”ucap Luna.
“hahaha… mukamu memerah Luna, sebenarnya apa sih yang sedang kau lakukan tadi?”goda kirana.
“kirana!!!”teriak Luna..
“hehe.. hehe..” kirana hanya nyengir dan bergegas menghamiri uki yang tengah berbincang serius dengan uki.
“ada apa?”tanya Luna saat melihat wajah uki dan Nazril nampak sangat serius.
“adiknya Uki harus dioperasi karena dia sedang sakit”ucap Nazril dan masing berusaha memasangkan dasinya. Sepertinya Nazril tidak bisa memasangkan dasi, karena daritadi dia hanya membolak-balik dasi itu.
“apa yang bisa kami Bantu uki? Kau kan sekarang sudah menjadi sahabatku?”ucap Luna. Uki terdiam, ia enggan meminta pertolongan pada Nazril, tapi mau bagaimana lagi. Biaya operasi itu tak sedikit.
“lo gak usah khawatir ki, adik lo juga udah seperti adik gw. Berapa yang lo perluin?”tanya Nazril.  “maaf zril gw ngerepotin lo”ucap uki.
“loe sahabat gw ki, gw senang membantu lo”ucap Nazril sambil mengeluarkan cek bertuliskan 10 Juta Rupiah.
“apakah ini cukup?”tanya Nazril.
“apa ini tak terlalu banyak zril?”tanya uki tak enak. “sudah ambil saja, kalau lo merasa tak enak, anggap saja ini sebagai hutang dan lo harus membayarnya.”ucap Nazril.
“thanks Zril”ucap uki. Nazril menepuk pundak uki. “gw harap adik lo cepat sembuh”ucap nazril.
“suami lo emang baik lun, lo beruntung punya dia”bisik Kirana  pada Luna. Luna tersenyum, ia menemukan kembali sisi lain dari nazril, ternyata ia memang sangat baik. Walaupun kadang ia suka seenaknya. Tapi dia memang sangat baik.
“thanks luna, Nazril”ucap uki. Luna tersenyum. “lo mau bareng sama kita ke kampus?”tanya Kirana. Luna menggeleng dan melirik nazril sejenak yang masih berkutat dengan dasinya.
“lo duluan saja,”ucap luna.
“oke! Bye”.

“masih butuh bantuan?”goda Luna.
“luna! Aku tak usah pakai dasi saja ya,”gumam nazril dan menarik luna untuk bergegas pergi. Tapi Luna menahannya.
“jadi setelah menciumku kau mau pergi begitu saja?”goda Luna. “terus??”tanya Nazril dingin.
“sini, kau itu harus pakai dasi biar terlihat rapi,”ucap luna sambil memasangkan kembali dasinya.
“selesai deh! Kalau kayak begini rapih kan”ucap Luna. Nazril tersenyum dan menggandeng Luna menuju mobil.




Nazril tengah mencari-cari Bryan, tapi Bryan masih tak nampak Juga. Begitupun CLaudya ia tak terlihat juga. Kalau begini Nazril yakin terjadi apa-apa terhadap Bryan. Saat itu HPnya berbunyi.
“maxime?kenapa?”
“Bryan baru saja pingsan, ia dibawa kerumah sakit.”
“siang ini gw kesana.” Klik nazril menutup telponnya. Ia menyelesaikan dulu pekerjaannya setelah itu ia menjenguk Bryan.

“bagaimana dia bisa pingsan max?”tanya Claudya sangat gundah. “aku juga tak tahu, kau jangan terus berbicara seperti itu.”
“kau kan serumah dengannya, kenapa kau masih tak tahu apa yang terjadi?”tanya Claudya masih terlihat khawatir.
“kau kenapa selalu mengkhawatirkannya? Apa kau sudah jatuh cinta padanya?”bentak Maxime. Pertanyaannya maxime membuat claudya terdiam, claudya sendiri saja tak tahu kenapa ia sangat mengkhawatirkan Bryan.
“kau tahu tidak kenapa aku menghkawatirkannya, karena kau yang menyebabkan semua ini! Kalau kau tak menabraknya mungkin dia tak akan kehilangan ingatannya dan kalung yang kau pakai itu miliknya bukan!!”bentak Claudya. Maxime kali ini yang dibuat terdiam, kemudian ia melihat kalung yang ia pakai.
“Ariel? Jadi kamu pikir kalau Bryan itu ariel? Kau ini kenapa Claudya?”tanya Maxime.
“ya, aku berpikir kalau nama asli Bryan itu Ariel. Kau mendapatkan kalung ini ditempat kau menabraknya bukan?”.Claudya menyerang Maxime.
“aku tak tahu mengenai kalung ini, dokter yang merawatku yang memberikannya!!”bentak Maxime.  CLaudya gerah harus berdebat dengan Maxime. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Dan maxime mengikutinya karena ia mengkhawatirkan Claudya.

“apa? Bryan Pingsan?”luna terkejut saat NAzril memberitahunya.
“iya, sekarang kita akan kesana”ucap Nazril. Luna masih terdiam,luna lebih suka memandangi Nazril ketimbang semangat untuk menjenguk Bryanl. Luna! apa sih yang kau pikirkan!!’dumelnya pada diri sendiri.
Setengah jam kemudian Luna dan nazril sudah tiba dirumah sakit. Tapi tak terlihat Maxime dan Claudya. Yang ada hanya seorang Dokter yang tengah berbicara dengan seorang suster.
“dokter? Apa anda yang merawat Bryan?”tanya Nazril.
“iya, dan ini kamarnya. Apa kau keluarganya?”tanya Dokter pada Nazril dan Luna.
“bukan dokter! Kami temannya, bagaimana keadaannya?”tanya Luna.  “sepertinya dia masih terus berusaha mengingat masalalunya itu. Dan kali ini sangat fatal, jika sekali lagi ia berusaha mengingat masalalunya. Maka ia tak akan bisa mengingat masalalunya lagi”ucap dokter.
“separah itukah dokter?”tanya luna bergidik ngeri. Dokter itu hanya mengangguk.
“boleh kami masuk dokter?”gumam Nazril. Dokter itu mengangguk.

Bryan masih terbaring lemah, terlihat sekali ia memang berusaha mengingat masa lalunya. Nazril dan luna merasa khawatir terhadap perkembangan otaknya.
“harusnya dia tak memaksakan untuk mengingat masalalunya. Benar tidak nazril”tanya Luna.
“mungkin ada hal yang memang ingin ia ingat Luna, tapi semoga saja ingatannya bisa cepat kembali. Dan ia bisa sehat kembali”harap Nazril.  Luna mengangguk setuju.
“ayo kita pulang luna, biarkan dia istirahat”ajak nazril. Kali Ini luna menurut saj, entah kenapa akhir-akhir ini Luna selalu menurut apapun yang dikatakan nazril.
****
Sepeninggal Luna Dan Nazril. Bryan terasa berada ditempat dan itu sebuah danau. Anak sepasang anak kecil sedang bercanda disana.
“Danau ini kuberi nama Alexandria ariel”ucap anak kecil perempuan itu.
“kenapa begitu Luna? apa kau menyukai Danau?”tanya anak laki-laki itu.
“karena danau ini indah Ariel, makanya aku beri nama Alexandria”gumam perempuan yang menyebut dirinya Luna. laki-laki disebelahnya itu pasti bernama ariel. Karena hanya mereka berdua disini.
Kenapa aku seperti merasa pernah mengalami semua itu? Luna? Ariel? Kenapa nama itu tak asing lagi?? Apakah aku ini Ariel? Apakah aku ini orang dimasalalu Luna?’batin Bryan, perlahan namun pasti satu demi satu ingatan dimasalalunya mulai kembali dan Bryan mulai mengingat semuanya.

*Duuaaarrr!!!! Terdengar suara petir. Hujan diluar sangatlah deras.
“nazril, bisa lebih cepat menyetirnya? Kita harus cepat sampai rumah”gumam Luna. “aku juga lagi berusaha Luna.”gumam Nazril.
Saat tiba dirumah hujan sudah deras. Luna dan nazril terpaksa kehujanan saat akan masuk rumah.
“apa bibik sudah pulang?”tanya Luna.
“sepertinya begitu, rumah nampak gelap luna. ayo kita masuk”ucap Nazril. Luna menurut saja, diluar hujan sangat deras.
Luna mengambil handuk dan mengeringkan rambut nazril. Begitupun sebaliknya, lantas keduanya tertawa.
“kenapa kita tak mengeringkan rambut kita sendiri?”gumam nazril.
“entahlah Nazril”ucap Luna kemudian diselingi tawa.
*Duuaaarrr…!!! Suara petir terdengar kembali dan ini membuat luna kaget dan berhambur kepelukan nazril.
“Luna kau kenapa?”tanya nazril. “suara petir itu mengangetkanku Nazril”ucap Luna masih terus memeluk nazril.
“lebih baik kita tidur!”ucap nazril, luna menurut saja. “kau tidur saja dulu, aku ambil teh hangat dulu,”ucap nazril begegas pergi. Tapi Luna menariknya.
“kau kenapa Luna?”tanya Nazril. “kau disini saja, kalau petirnya datang lagi aku takut.”gumam luna. nazril memeluk Luna dan menenangkan gadisnya itu.
“ada aku luna,”ucap Nazril. Luna tersenyum dan membenamkan kepalanya ketubuh nazril.
“Nazril!! Sejak kapan kita jadi seperti ini, rasanya aneh ya”ucap Luna tertawa. “ya  kau benar, rasanya aneh Luna.” luna memandang Nazril, mereka saling tatap dan nazril mendekati Luna, Luna masih terdiam, ia masih terdiam memandang Nazril. Bahkan saat Nazril mencium keingnya, matanya dan bahkan bibirnya Luna masih terdiam. Luna membiarkan Nazril menyentuhnya dan membiarkan Malam ini menjadi milik mereka.


~To Be Continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar