-->

Jumat, 01 Juli 2011

::LunAriel-The Alexandria Chapter 4:: oleh Ritha H. Boriels

-Café Lalala..-
Aku sengaja tak memberitahu nazril pergi kesini, lagian aku malas berdebat dengannya, apalagi membahas soal rencana bulan madu itu. Membayangkannya saja aku sudah bergidik. Memangnya harus ya bulan madu? Saat aku tengah melamun seseorang membuyarkan lamunanku.
“hai, kamu yang waktu malam kemarin?sapa suara itu. Aku tersentak, karena suara itu aku sangat kenal.

“Ariel?”ucapku kaget. Laki-laki itu mengerutkan dahinya.

“eh sory... maksudku hai maxime”ucapku dengan agak gugup, apalagi setiap melihat kalung yang ia kenakan.membuat jantungku berdebar-debar.

“eh tunggu! Bagaimana kau tahu namaku?tanya maxime. Aku terdiam, oh iya! Kenapa aku manggil dia maxime sih? Mungkin saja maxime itu nama panggilannya diarena balap, dan mungkin nama sebenarnya adalah ariel, uh aku mulai berfikir beberapa kemungkinan.

“oh iya gw lupa, loe istrinya nazril. Jadi jelaslah loe kenal gw musuh nazril di arena balap”jelas maxime sambil tersenyum. Demi apapun senyumannya membuat aku terpesona.

“suami loe mana?tanyanya lagi. Aku menggeleng. Pasti ariel sekarang menertawakanku, mana ada istri ditanya suami kemana jawabannya tidak tahu.

“haha.. luna, luna, loe itu lucu! Coba loe belum meried sama nazril. Pasti gw akan jatuh cinta sama loe”jelas maxime diselingi dengan tawa. Ya tuhan! Jantungku serasa berhenti, senyumannya benar-benar membuatku terpesona. Sore itu aku habiskan ngopi-ngopi bersama ariel. Ya walaupun orang-orang yakin kalau dia bukan ariel tapi maxime. Tapi kalung itu bagiku sudah menjadi bukti kalau maxime adalah arielku. Ariel cinta dimasa kecilku.


“loe darimana?tanya nazril begitu aku membuka pintu kamar.

“bukan urusan loe, lagian kita nikah karena dijodohkan jadi loe gak perlu tahu apa yang gw lakukan”jelasku pada nazril.

“kenapa jadi loe yang galak sama gw??”nazril mengeutkan dahi.

“memangnya loe aja apa yang bisa galak? Gw juga bisa!!”jelasku sambil berlalu untuk mandi. Mungkin seatap dengan nazril memang membuatku terbiasa dengannya. Tapi dengan keadaan apapun aku memang tak tertarik padanya. Sekalipun aku dan dia sekarang mesti tidur satu ranjang.
Pagi ini aku mesti berngkat ke kampus, hari pertamaku masuk kuliah kembali, setelah beberapa hari absent karena pernikahanku dengan nazril. Tapi tunggu! Kenapa aku bisa tidur disini? Bukannya aku disofa? Tapi kulihat nazril sudah tak ada dikamar, aku lalu bangun dan siap-siap berangkat kuliah.

“pagi sayang! Waah kamu tidurnya nyenyak banget, nazril bilang kamu sampai meluk dia erat banget.”goda mama saat aku tiba diruang makan. Apa? Ihh nazril tuh ngarang banget deh jadi cowok, kapan aku meluk dia?

“nazril ngarang tuh ma, lagian semalam aku tidur..." nazril menginjak kakiku.

“aww..” teriakku kesakitan.

“kenapa sayang?”Tanya mama.
“gak apa-apa kok ma,”ucapku tersenyum. Awas ya loe, liat aja pembalasan gw nanti’dumelku dalam hati.
“loe itu maunya apa sih? Pake bilang ke mama gw meluk-meluk loe lagi!!”gumamku dengan kesal. Tapi nazril malah tersenyum dan tetap focus mengendarai Honda CR-V hitamnya.
“loe itu kalau lagi marah lucu juga ya lun”ucap nazril tulus. Tadinya aku hendak marah, tapi aku malah terdiam waktu nazril bilang aku lucu?
“udah nyampe kampus nih,”ucap nazril.
“iya..iya.. bentar lagi juga gw turun.”ucapku jutek. Nazril ikut mengantarku sampai depan gerbang. Uhh sandiwara sekali berpura-pura baik-baik saja dengan nazril.
“nazril tunggu!”ucapku saat nazril hendak memasuki mobilnya.
“apa?"gumamnya. aku berjalan menuju kearah nazril dan aku menginjak kaki nazril dengan sepatuku yang cukup tinggi.
“itu balasan gw karena loe udah bilang yang macem-macem sama mama ngerti.”ucapku berlalu sambil tersenyum puas.
“gw gak bilang macem-macem, semalam loe emang meluk gw lun!!”ucapnya.aku terdiam dan berhenti tersenyum.
“ngarang loe!!!”teriakku.
“ya sudah, terserah loe percaya apa gak!!!”jelasnya lalu bergegas masuk kedalam mobil.

-Caffetaria Kampus-
“heuumm.. gw harus bagaimana dong kiran? Gw gak mau bulan madu sama nazril”ceritaku pada kiran sahabatku.
“ya loe tinggal berangkat aja kesana,pas disana loe bisa pesan kamar yang beda”jelas kiran.
“tapi masalahnya, semuanya udah dipersiapkan sama mamanya nazril ran, gimana kalau loe sama uki ikut aja?tanyaku.
“hahaha.. gw sih oke oke ajaa! Kasian kamu kayak yang menderita banget! Oh ya, ceritain sama aku kenapa kamu bisa bilang kalau maxime itu ariel?tanya kiran tiba-tiba. Ya semalam aku memberitahu kirana kalau aku sudah bertemu dengan ariel.
“heumm.. kalung yang dia kenakan sama persis dengan kalung yang kupunya ran, dan aku selalu berdebar-debar tiap ketemu sama dia”ucapku.
“kamu yakin luna? Tapi kok feeling aku gak yakin ya kalau maxime itu ariel”ucap kirana serius.
“heum.. ya sudahlah! Sekarang gimana caranya kamu dan uki ikut ke bali, aku gak mau pergi berduaan aja kesana”ucapku.
“ok!nanti siang gw coba hubungin uki dan ajak dia ok!”
“thanks ya!!!”ucapku seraya memeluk kirana.

“apa? Ikut loe ke bali?”teriak uki saking kagetnya. Sejak kapan nazril pergi jauh minta uki untuk ikut.
“ya loe, gw males kalau harus pergi berduaan dengan Luna. Loe tahu kan kalau gw males banget sekamar dengan Luna. Kan kalau loe ikut gw bias tidur bareng loe”ucap nazril memohon.
“gw piker-pikir dulu deh”jawab uki.

Hari ini nazril tak menjemputku, bagus! Dengan begitu aku bisa jalan-jalan dulu sebentar, aku mau pergi ke danau. Pasti disini ada danau’pikirku. Aku berjalan-jalan sampai akhirnya aku tiba disebuah danau. Dan well danau ini mengingatkanku pada danau alexandriaku dan ariel.
“huwaaa.. akhirnya aku menemukan kembali danauku. Danau ini akan kuberinama Alexandria”ucapku sambil berjalan mundur. Dan *Buugghh aku menabrak seseorang
“nazril?loe ngapain disini?”tanyaku kaget, ternyata orang yang aku tabrak suamiku sendiri. Nazril.
“loe sendiri ngapain disini?ini danau tempat fav gw”ucapnya ketus.
“yee.. biasa aja dong, gak usah ketus gitu. Lagian danau ini tempat umum kok”ucapku sambil berlalu, sialnya aku hilang keseimbangan dan aku hamper terjatuh. Tapi untungnya nazril menangkapku, aku dan nazril saling berpandangan. Entah kenapa jantungku berdetak sangat cepat.
“makanya kalau gak bisa pake sepatu tinggi gak usah pake”ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku. Aku masih terdiam, apa sih yang baru saja ia lakukan? Dia tersenyum padaku dan mengacak-ngacak rambutku. Padahal sebelumnya tadi dia kasar padaku. God!help me, dia terbuat dari apa sih?

Malam harinya aku dan nazril sudah packing perlengkapanku. Baju dan segala macam lainnya. Aku dan nazril serta sekeluarga malam ini menginap dirumahku. Yee! Aku senang akhinya aku bisa pulang ke rumah. Dalam perjalanan ke rumah aku dan nazril hanya terdiam, aku masih teringat kejadian di danau tadi. Kenapa dia tiba-tiba tersenyum sangat baik padaku?
“zril, aku mengajak kirana ke bali besok”ucapku akhirnya membuka pembicaraan.
“ajak saja, aku juga mengajak uki!”ucapnya. thanks god! Dibali nanti aku bisa sekamar dengan kirana dan tak perlu ada hal yang diributkan lagi.
setengah jam kemudian aku sudah tiba dirumahku. Aku disambut meriah, dan well aku harus berakting lagi, nazril mengenggam tanganku supaya acting kami meyakinkan.
“hallo sayang,mama kangen sama kamu”ucap mama memelukku. Seketika itu aku punya celah melepaskan genggaman tanganku.
“hai dek, cie..ciee.. pengantin baru nih!”goda Nathan kakaku. Aku tertunduk, tak siap dengan segalan godaan kakakku, kakakku itu kalau menggodaku tak tanggung-tanggung. Dia selalu membuatku pipiku semerah kepiting rebus.
“apaan sih kak, udah jangan mulai godain akunya ya!!”ucapku. tapi kak Nathan tersenyum penuh kecurigaan.
“hai zril, loe nginep disini kan?bagus!!”ucap kakakku yang masih memelukku.
“sudah..sudah. temu kangennya kita tunda dulu yuk, ayo semuanya kita makan dulu”ucap mama. Thanks ma, udah menyelamatkan aku dari kakak’batinku.
Selesai acara makan malam, semua berkumpul diruang keluarga. Dan well yang dibahas adalah maslah honey moonku besok ke bali.
“jadi, gw bakal punya keponakan dong. Eh zril kalau nanti luna hamil,jaga dia baik-baik ya. Solnya pasti ngidamnya aneh-aneh”goda Nathan kakaku.
“kakak ini, aku kan gak mau hamil secepat itu”ucapku cemberut.
“besok kan kalian bulan madu tuh, siap-siap bikin bayi deeh”goda kakakku lagi. Semua kelurga tertawa termasuk nazril. Aku memukul bahu nazril.
“ngapain sih loe ketawa?”bisikku padanya.
“emangnya kenapa kalau gw ketawa?”bisik nazril lagi padaku. Sialnya kakakku melihatnya.
“zril, kalau loe mau cium Luna cium aja, gak usah malu-malu”goda Nathan. Aku terdiam dan nazril masih terdiam dalam posisi berbisik padaku. Aku mendorong tubuh nazril,
“kakak ini so tahu banget sih”ucapku lalu beranjak pergi ke kamar.
“kamu mau kemana lun?”Tanya nazril memanggilku.
“ngantuk!!!”jawabku cuek.
“bilangnya aja gak sabar mau tidur sama nazril”goda Nathan lagi.
“Nathan!!!”teriak mama dan papa. Kak Nathan malah tertawa karena berhasil membuatku diolok-olok.

Besok paginya aku sudah siap-siap menuju bandara, ya hari ini aku dan nazril harus ke bali. Orang bilang aku dan nazril mau berbulan madu sebagai pengantin baru. Tapi setelah tahu kalau uki dan kirana ikut aku menikmati ini sebagai liburan semata. Seminggu di Bali. Waahh bakalan menyenangkan deh.
“kalian senang-senang disana ya”ucap mama nazril.
“pasti mahh!!”ucapku ceria. Aku gak peduli mama mikir apa tentang senyumku ini. Yang pasti aku senang karena kirana dan uki mau ikut ke Bali.

-Bandaraa…-
Aku dan nazril dating lebih cepat disbanding uki dan kirana. Aku sudah was-was saja, karena takut kalau kirana dan uki tak jadi ikut.
“kalau mereka gak jadi ikut bagaimana?”Tanyaku cemas.
“tak usah cemas, tuh mereka datang”tunjuk nazril pada uki dan kirana.
“sorry telat, yuk berangkat”ajak uki dengan santai. Akhirnya kami berangkat menuju Bali.

Sementara dijakarta..
“loe itu mau pulang gak sih? Nyokap loe udah marah-marah tuh”
“iyaa, gw mau pulang ke Bali tapi gak hari ini ngerti. Gw mesti nemuin dulu siapa yang punya kalung ini”ujar maxime seraya memegang kalung yang sedang ia kenakan.
“loe itu ribet banget sih jadi cowok, tuh kalung ada namanya, kenapa gak loe kasih ke orangnya langsung”ucap temannya.
“ahh, loe itu bego atau apa sih? Namanya Luna kan banyak”ucap maxime kesal.
“loe kasih pengumuman aja dikoran atau dimana kek?”sarannya.
“percuma, ujungnya banyak yang ngaku-ngaku. Ini kalungnya unik tahuu!! Gw sih curiga kalung ini punya istrinya nazril”ucap maxime tiba-tiba.
“apa?? Luna istrinya nazril? Oh iya kenapa gw baru nyadar ya, namanya kan sama. Coba loe Tanya sama dia?”ujarnya.
“heumm.. tapi kecurigaan gw mulai berkurang. Waktu itu gw pernah ngobrol sama luna dan dia gak nanyain perihal kalung sama gw”ucapnya sambil menaiki motor ninja putihnya.
“loe mau kemana max?tanya temannya.
“beli tiket, gw rasa gw mesti pulang ke Bali”ucap maxime sambil berlalu. Iya, maxime memang orang bali. Tapi ia lebih suka tinggal dijakarta bersama kakaknya sarah.

-Bali, beberapa jam kemdian-
“yeee.. Bali im coming!!!”teriakku saking senangnya tiba dibali. Aku gak ambil pusing dengan tujuanku datang kesini. Yang jelas aku ingin liburan disini.
Aku dan nazril menuju villa Avalon yang sudah dipesankan papa nazril.
“selamat malam tuan, selamat datang dibali. Apa anda Luna dan Nazril.”
“iya, saya luna dan ini nazril”ucapku.
“baiklah, selamat datang. Kami sudah menyiapkan kamar untuk anda berbulan madu”. Apa? Jadi ini rencana papa, dia sudah menyiapkan kamar pula untukku dan nazril.
“lha?terus gw dan kirana gimana dong zril?”Tanya uki garuk-garik kepalanya yang gak gatal.
“loe berdua gw sewain kamar deh”ucap nazril santai. Uhh bakal batal deh rencanaku senang-senang.
Aku dan nazril memasuki kamar, sebenarnya aku ingin pindah ke kamar karina. Tapi aku tahu di lelah setelah perjalanan tadi. Jadi aku piki tak baik aku menganggu dia beristirahat.
“huuftt.. kenapa sih papa menyiapkan semua ini?”ucapku sambil duduk ditempat tidur.
“loe tahu gak sih kenapa papa lakuin semua ini sama kita? Supaya kita bisa bikin bayi”ucap nazril to the point.
“ogaahh gw!!”teriakku.
“yeee.. gw juga ogah! Apalagi malam ini gw mesti satu kamar sma loe”. Uhh aku kesal kalau udah begini, pasti sekarang akan berdebat lagi. Siapa yang tidur disofa dan siapa yang gak tidur disofa. Aku beranjak dari tempat tidurku dan menuju pintu. Saat aku hendak membuka pintu aku mendengar seorang pelayan tengah berbicara didepan kamarku.
“baik tuan, saya akan pastikan kalau Luna dan nazril tidur dalam dalam satu kamar”ucapnya lalu menutup telpon. Aku menghentakkan kakiku. Duhh papa mertuaku menyebalkan sekali sih.
“loe kenapa lun?tanya nazril yang sudah selesai berganti baju.
“papa loe bikin kacau semuanya, kenapa dia pake nyewa pelayan untuk memata-matai kita,”ucapku masih kesal.
“kau belum tahu papaku luna, sudah biarkan saja”ucapnya.
“tapi zril, bagaimana aku bisa keluar dari kamar ini?”tanyaku. nazril malah mengangkat bahu seolah tak peduli apa yang sedang terjadi malam ini.
“permisi!!”ujar seorang pelayan. Aku membukakan pintu kamar.
“iya kenapa?tanyaku.
“maaf, kami akan menata ruangan anda. Agar terlihat nyaman”tuturnya, aku dan nazril menurut saja, aku dan nazril menuju taman sementara kamarku sedang ditata.

“HUH! Akhirnya gw tiba juga dibali. Gilaa baru kali ini perjalanan terasa sangat melelahkan”keluh maxime. Maxime segera menuju rumahnya. Pasti mamanya sedang ngomel-ngomel sekarang, karena sudah satu tahun maxime tak pulang ke rumah.
“bu! Ibu! Max pulang”serunya.
“ngapain kamu pulang? Bukannya kamu lebih suka tinggal dijakarta?”Tanya ibu.
“ayolah bu! Disana kan max tinggal sama kak sarah juga, satu minggu ini max habiskan dibali deh. Jadi ibu jangan sedih ya”rayu maxime sambil memeluk ibunya.
“max, itu klung punya siapa?pacarmu?”Tanya ibunya.
“heumm.. ceritanya panjang bu, lain kali max kasih tahu ibu ya!”ucap maxime seraya menuju kamarnya karena ia sudah mengantuk.

Aku duduk ditaman sambil bersandar pada bahu nazril, aku sudah lapar dan mataku sudah mengantuk. Tapi para pelayan itu belum juga selesai menata kamar kami. Uki dan kirana sendiri sudah terlelap tidur.
“hoaaamm. Zril,gw ngantuk mana lapar pula”ucapku tak berhenti menguap.
“loe pikir gw enggak? Pada bahu gw pegel loe senderan mulu”ucapnya ketus. Uhh nih cwok rese ya. Ketimbang pinjem bahunya aja ngomel-ngomel.
“udah ah gw ngantuk, gw mau bilang sama pelayannya cukup menata kamar”ucapku seraya berdiri.
“maaf menunggu lama, kamar kalian sudah selesai kami tata”ucap salah seorang pelayan yang baru menghampiri kami.
“thanks ya!”ucapku tulus. Wlaupun sebenarnya aku kesal juga, kenapa lama sekali menata kamarku. Aku berjalan menuju kamarku diikuti dengan nazril. Ok! Malam ini aku harus terima kalau aku harus sekamar dengan nazril. Toh ini bukan hal yang pertama bagiku.
Saat aku masuk, demi apapun ruangan ini teramat harum oleh aroma vanilla. Membuatku ingin bersin. Demi tuhan! Pelayan ini menumpahkan aroma terapi atau apa sih?’batinku.
“luna, kau lapar tidak?”Tanya nazril. Aku mengangguk, jelas saja aku lapar. Apa dia tidak dengar kalau aku sudah mengadu padanya ditaman tadi.
“kita makan yuk”gumamnya menarik tangaku ke sebuah makanan yang tersaji di meja.
“demi apa? Ini makanan buat kita?”tanyaku tak percaya, makanan yang tersaji ini benar-benar membuatku bernafsu untuk memakannya. Saat nazril hendak memakan makanan itu,aku menahannya.
“itu makanannya gak dimasukin yang aneh2 kan?”
“maksud loe?”
“ya siapa tahu makanannya ditaruh obat apa gitu, sehingga ngebuat loe ngapa-ngapain gw”jawabku cuek.
“Gilaaa Loe!! Ini tuh villa berkelas,, gak mungkin kelakuin yang begitu, loe laper gak? Ayo makan”ucap nazril. Ya sudah, daripada berpikir-pikir yang macem-macem gw lebih baik makan saja.
“huwaa,, makanannya bener-benr enak”ucapku dengan mulut penuh makanan.
“lun, loe rakus apa lape?”Tanya nazril yang aneh melihatku makan segitu banyak.
“menurut loe??”ucapku masih dengan mulut penuh makanan dan aku memkan spaghetti sampai belepotan.
“luna, loe makan kayak anak kecil ya!”ucap nazril. Aku tak mempedulikan kata-katanya. Aku masih asyik memakan spaghetti terakhirku.
“selesaii dehh!!”ucapku bak seperti anak kecil yang menyelesaikan permainan.
“sinii, mulutmu itu blepotan”ucap nazril sambil mengambil tisu dan menyeka sisa-sisa saus di bibirku. Aku terdiam,antara percaya atau gak? Kalau yang ada dihadapanku ini adalah nazril yang selalu galak. Dan entah kenapa aroma terapi ruangan ini semakin membuatku mabuk. Aku tak mengerti apa sih yang dilakukan para pelayan ini sampai aroma terapi ini memabukanku dan mungkin nazril juga. Nazril mendekatiku dan semakin dekat, sementara aku mundur dan well aku mendorong tubuh nazril.
“apa yang mau kau lakukan?”tanyaku.
“maaf luna, mungkin ini Karena terbawa suasana”ucapnya berdiri dan menjauhiku. Huufft.. jantungku tak berhenti berdetak kencang, apa yang mau nazril lakukan tadi? Aku tak mau melakukan itu dengan nazril. Aku tak mencintainya’batinku.
“zril,gw tidur disofa aja deh”ucaku.
“tak perlu, lagian aku belum mengantuk. Kau tidur saja duluan”ucapnya tanpa melihat kearahku. Nazril kenapa sih?dia aneh?.
Malam itu mungkin rencana para pelayan itu cukup berhasil, aku dan nazril dibuat mabuk oleh aroma vanilla yang berada dikamarku. Bagaimana tidak, nazril dan aku hamper saja melakukan hal seharusnya tak ku inginkan. Tapi aku jadi tak tega melihat nazril tisur disofa.
“pagii!!”ucapku membangunkan nazril.
“pagii,”jawabnya.
“eh zril,kau merasa tidak kalau aroma terapi semalam itu memabukan kita?”tanyaku padanya. Nazril hanya tersenyum dan memandangiku.
“zril, nazril”pnggilku.
“heumm.. maybe Luna.”ucapnya bergegas menuju kamar mandi.

Aku dan kirana tengah bermain-main dipantai. Aku membiarkan nazril dan uki mengobrol.
“apa yang loe lakuin sama luna semalam?”Tanya uki pada nazril.
“tak ada, hanya makan dan sudah itu tidur”ucap nazril sambil pandangannya tak berhenti memperhatikan Luna yang tengah bermain pasir dengan kirana. Uki melihat gelagat nazril yang menurutnya aneh. Karena nazril tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya.
“loe udah mulai jatuh cinta sama luna?”Tanya uki tiba-tiba. Nazril jadi ingat kejadian semalam dan hamper saja ia menyentuh luna.
“zril, loe kok gak jawab? Loe udah mulai jatuh cinta sama luna? Ya gw rasa wajar juga sih kalau loe udah mulai jatuh cinta sama luna.”ucap uki.
“enggaklah ki, gw gak jatuh cinta sama dia”ucap nazril, tapi mata nazril tak berhenti memandangi luna. Dan ini membuat uki yakin kalau sahabatnya ini mulai jatuh cinta sama Luna.
Malam harinya aku,nazril, uki dan kirana memutuskan untuk ke café. Ya hanya sekedar mengopi dan lagian gak enak juga kalau liburan ini tak dimanfaatkan begitu saja.
“Luna,loe mau minum apa?”Tanya nazril tiba-tiba. Aku agak aneh melihat nazril bersikap baik padaku, tapi ada baiknya juga sih.
“hey..!!kalian ada disini?”Tanya seseorang.
“maxime???”ucapku agak sedikit terkejut.
“max? loe ngapain disini?”Tanya uki.
“come on guys. Rumah gw emang dibali dang w gak menyangka bisa bertemu kalian disini”ucapnya.
“loe ngerusak suasana.”ucap nazril jutek.
“nazril!!!”ucapku.
“kenapa? Dia itu emang ngerusak suasana kan?”ucap nazril. Aku menarik nazril keluar café.

“loe itu kenapa sih zril, ini ariel ada dihadapan gw. Kenapa loe malah ketus sama dia sih”ucapku sedikit emosi.
“luna, dia itu maxime bukan ariel!! Loe liat baik-baik. Kalau dia itu maxime bukan ariel”bentak nazril.
“Cuma gw yang tahu maxime itu ariel apa bukan!!”aku tak kalah membentak pada nazril dan berlalu pergi.
“loe mau kemana?”Tanya nazril.
“gw gak betah disini, sama loe bikin gw marah-marah.”ucapku pergi.
Aku tak tahu pergi ke arah mana, yang jelas aku menuju sebuah danau. Aku menggerutu kesal pada diriku sendiri,kenapa nazril marah-marah padaku. Padahal disana ada ariel aku bisa menyelidiki apa maxime itu ariel atau bukan.
“luna, mengapa kau ada disini?”Tanya sebuah suara.
“ariel?”ucapku.
“ariel? Kau sudah beberapa kali memanggilku ariel luna? Ada apa dengan nama itu?”Tanya maxime.
“tak ada apa-apa, oh ya max. kenapa bisa ada disini?”tanyaku yang baru sadar maxime sudah duduk disampingku. Aku masih terdiam memandangi maxime, wajahnya!senyumny! membuatku terpesona bahkan aku tak percaya kalau laki-laki disampingku ini adalah arielku.
“loe lagi bertengkar sama nazril?”tanyanya tiba-tiba. Aku mulai menceritakan semuanya terhadp maxime. Entah kenapa aku ingin dia tahu kalau aku mencintainya bukan nazril.
“kenapa kau tak menolak saja luna”Tanya maxime.
“kau tahu max, awalnya aku ingin menolak pernikahan ini. Tapi aku teramat sangat menyayangi kedua orangtuaku.”ucapku sedih.
“tapi aku bangga padamu luna, kau mau berkorban sejauh ini”ucapnya menepuk pundakku. Saat ia berdiri kalungnya terjatuh dan aku mengambilnya.
“kalung ini?”tanyaku.
“itu kalung yang sangat berharga untukku luna,”ucap maxime sambil mengambil kalung yang ada ditanganku. Aku terkejut, barusan maxime bilang apa? Kalung itu sangat berharga? Berarti maxime itu beneran ariel. Aku memeluk maxime dan berkata
“jaga kalung itu baik-baik max”ucapku tersenyum. Tanpa aku dan maxime ketahui nazril tengah berdiri tak jauh dari danau. Setelah maxime benar-benar pergi nazril menarikku dengan kasar.
“ayo pulang!!”ajaknya masih menarikku.
“nazril, sakitt!!!”kataku sambil menepis tangan nazril.
“loe pikir yang loe lakuin itu bagus?”
“loe kenapa sih marah-marah sama gw?emang ada yang sama aapa yang gw lakukan?dia itu ariel, laki-laki yang gw cintai”ucapku mulai tak bisa menahan amarahku.
“loe bilang dia ariel? Luna dia itu maxime. Harus berapa kali gw bilang”bentak nazril.
“loe gak bisa liat apa, dia punya kalung milik gw. Dan loe gak berhak ngatur gw. Mau gw bilang maxime ariel atau bukan itu bukan urusanmu”aku tak kalah membentak nazril, aku berjalan pergi dari danau.
“kenapa? Apa karena dia punya kalung loe? Bagaimana kalau gw punya kalung yang sama?”ucap nazril. Dan ucapannya cukup membuatku menghentikan langkahku.
“loe bilang apa?”
“gw punya kalung yang sama seperti maxime”ucap nazril padaku.



-To Be Continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar