-->

Rabu, 20 Juli 2011

::LunAriel:The Alexandria Chapter 10:: oleh Ritha H. Boriels

~Chapter 10~



Keesokan paginya Luna terbangun dengan sangat ceria. Bagimana tidak, ini kali pertamanya ia benar-benar tertidur bersama Nazril dengan tenang tanpa ada perdebatan lagi dan rasanya malam tadi luna benar-benar tertidur dengan sangat nyenyak. Luna menjadi mengingat kejadian semalam.

Saat nazril  pulang dari kantonya, ia disambut oleh luna, entah angina apa yang membuat Luna semangat sekali menyambut kedatangan Nazril.
“lo mau makan tidak?”tanya Luna saat Nazril baru saja tiba. Nazril tampak heran dengan tingkah Luna.
“lo sakit atau kenapa Luna?”tanya nazril yang heran melihat tingkah laku Luna. Luna langsung cemberut dan membuang muka saat nazril menatapnya.
“luna, apa aku mesti memelukku baru kau tak cemberut begitu?”ucap Nazril yang merentangkan tangannya dan hendak memeluk Luna. Dengan segera Luna menghindar dari nazril.
“weeee..!!! lo gak akan semudah itu meluk gw”ucap luna berlari menjauhi Nazril. Nazril hanya tertawa ringan. Ini rasanya seperti pertama kali melakukannya. Karena dari pertama menikah sampai sekarang, rasanya ini malam terbaik yang Luna Nazril alami.
Selesai Mandi Nazril masih berkutat dengan pekerjaannya kembali.
“masih mau membuat hatiku terluka nazril?”tanya Luna yang duduk disamping nazril dan menyandarkan kepalanya dibahu Nazril.
“memangnya lo ma uterus menerus terluka luna?”tanya Nazril yang masih tetap menyelesaikan tugasnya karena tadi siang file-filenya hilang karena luna mematikan laptopnya tiba-tiba.
“tentunya saja tidak, siapa juga yang ingin selalu terluka”ucap Luna masih menyandarkan kepalanya dibahu Nazril.
“selesai!!”gumam nazril. “apanya yang selesai?”tanya Luna heran.
“perkerjaanku yang kau hilangkan saat tadi siang”gumam nazril sambil mencubit hidung Luna. “awww..!!! sakit Nazril”ucap Luna menyingkirkan tangan nazril dari hidungnya.
“tidur yuk?”ajak Nazril.
“apa kau sudah mengantuk?”tanya Luna seperti enggan malam ini berakhir karena harus tertidur.
“luna! Aku lelah seharian ini mengerjakan ulang semua pekerjaanku itu, jelas saja aku mengantuk. Kau mau tidur apa tidak?”tanya nazril sekali lagi.  Luna menggeleng. Dengan segera Nazril menggendong luna menuju tempat tidur.
“nazril kau mau bawa aku kemana?”tanya Luna.
“tidur!!”jawab Nazril dengan Polos dan menidurkan Luna ditempat tidur. Hufft.. nazril ini gimana sih, aku   belum mengantuk’batin Luna. Tapi melihat nazril yang sudah tertidur disampinya dengan lelap. Diam-diam Luna tersenyum karena merasa hari ini hari yang sangat menyenangkan untuknya. Luna kemudian berbaring disamping Nazril dan memandangi Nazril.
“kau kenapa terus memandangiku Luna?”tanya Nazril yang ternyata belum tertidur. “tidak? Siapa yang memandangimu?”ucap luna mengelak, nazril tersenyum dan mencium pipi Luna. “masih banyak hari esok buat memandangiku Luna, lebih baik kita tidur”ucapnya seraya menarik selimut hingga menutupi wajah kami berdua. “nazril aku tak bisa bernafas!!”teriak Luna. Nazril masih terdiam dan memeluk Luna sambil menutup Matanya.
Mengingat kejadian itu Luna jadi tertawa sendiri. Apa benar aku telah jatuh cinta terhadap nazril?”batin Luna.
“sejak kapan kau terbangun Luna?”ucap Nazril yang baru saja terbangun. “baru saja, biasanya kau yang bangun lebih pagi, kenapa sekarang kau bangun terlambat?”tanya Luna. “heumm.. mungkin karena semalam aku tidur sangat nyenyak”ucap nazril sambil memberantakkan rambut Luna.
“Nazril..!!!”teriak Luna diselingi dengan senyum.

Bibik sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Luna dan Nazril. Sejak kepergian mama dan papa mertuanya ke kanada. Yang menyiapkan segalanya diserahkan pada bibik. Biasanya Luna sendiri dan sang mertua yang melakukannya. Tapi sekarang ini menjadi tugas bibik.
“terimakasih Bik,”ucap Luna saat tiba diruang makan.
“iya non, bibik mau pamit kepasar dulu.”ujar bibik. Luna mengangguk dan menunggu Nazril turun dari kamar. Ia memilih membaca novel yang belum sempat ia baca.
“sarapan ya sarapan! Jangan baca mulu”ujar nazril sambil mengambil novel dari tangan Luna. “Nazril! Jail banget sih kamu!!”ucap Luna. Nazril tak menghiraukan perkataan Luna ia menyantap sarapannya dengan tenang dan Luna jadi dibuat tak berkedip dengan aksi Nazril. Saat sedang sarapanpun kenapa ia masih terlihat sangat tampan”gumam luna dalam Hati.
“yuk berangkat! Bukankah kau ada kuis hari ini?”tanya Nazril bergegas pergi.  “Nazril tunggu!!”teriak luna.
“apalagi?”tanya Nazril.
“apa kau tak mau memakai dasinya dulu?”tanya Luna memegang  dasi yang biasa dipakai Nazril. “oh iya, kemarikan dasiku. Kau tunggu dimobil biar kupasang dulu dasinya”ucap Nazril.
“sudah kau kemari saja,”ucap Luna yang masih terduduk dikursi.
“kemarikan dasinya.”ucap Nazril menghampiri Luna. “sini biar aku yang pasangkan dasimu”ucap Luna. Nazril menurut saja, luna tengah memasangkan dasinya ke Nazril. Dan ini membuat perasaan kedua tak karuan.
“luna!!”gumam Nazril.
“iya,”jawab Luna masih focus memasangkan dasi. Nazril mendekati Luna dan ini membuat jantung keduanya berdetak sangat cepat. Dan sesuatu menyentuh bibir Luna, Nazril menciumnya. Dan saat itu aksi luna memasangkan dasi jadi terhenti karena nazril menciumnya. luna membiarkan tangannya bergelayut manja dileher nazril. Entah kenapa Luna tak protes atau memberontak saat Nazril meciumnya.
“Luna!!!”panggil Kirana dan uki saat itu. Nazril langsung melepas ciumannya. Sementara masih terdiam.
“sepertinya itu teman-teman kita,”ucap nazril hendak membukakan pintu. “biar aku saja yang membuka pintu, kau lanjutkan saja pasang dasi ini.”ucap Luna dalam keadaan jantungnya masih berdebar-debar atas aksi nazril yang  menciumnya barusaja.

“Luna!! Kau membuka pintu lama sekali, apa yang kau lakukan dengan Nazril sih?”gumam Kirana. Seketika wajah Luna memerah dan terdiam.
“hanya sedang sarapan, ayo masuk”ucap Luna. Kirana dan uki masuk dan menuju ruang makan.
“luna, ibu mertuamu kan ke kanada. Berarti kau berdua saja dong dengan nazril”kirana menyikut Luna.
“heumm.. aku bertiga dengan bibik”ucap Luna.
“hahaha… mukamu memerah Luna, sebenarnya apa sih yang sedang kau lakukan tadi?”goda kirana.
“kirana!!!”teriak Luna..
“hehe.. hehe..” kirana hanya nyengir dan bergegas menghamiri uki yang tengah berbincang serius dengan uki.
“ada apa?”tanya Luna saat melihat wajah uki dan Nazril nampak sangat serius.
“adiknya Uki harus dioperasi karena dia sedang sakit”ucap Nazril dan masing berusaha memasangkan dasinya. Sepertinya Nazril tidak bisa memasangkan dasi, karena daritadi dia hanya membolak-balik dasi itu.
“apa yang bisa kami Bantu uki? Kau kan sekarang sudah menjadi sahabatku?”ucap Luna. Uki terdiam, ia enggan meminta pertolongan pada Nazril, tapi mau bagaimana lagi. Biaya operasi itu tak sedikit.
“lo gak usah khawatir ki, adik lo juga udah seperti adik gw. Berapa yang lo perluin?”tanya Nazril.  “maaf zril gw ngerepotin lo”ucap uki.
“loe sahabat gw ki, gw senang membantu lo”ucap Nazril sambil mengeluarkan cek bertuliskan 10 Juta Rupiah.
“apakah ini cukup?”tanya Nazril.
“apa ini tak terlalu banyak zril?”tanya uki tak enak. “sudah ambil saja, kalau lo merasa tak enak, anggap saja ini sebagai hutang dan lo harus membayarnya.”ucap Nazril.
“thanks Zril”ucap uki. Nazril menepuk pundak uki. “gw harap adik lo cepat sembuh”ucap nazril.
“suami lo emang baik lun, lo beruntung punya dia”bisik Kirana  pada Luna. Luna tersenyum, ia menemukan kembali sisi lain dari nazril, ternyata ia memang sangat baik. Walaupun kadang ia suka seenaknya. Tapi dia memang sangat baik.
“thanks luna, Nazril”ucap uki. Luna tersenyum. “lo mau bareng sama kita ke kampus?”tanya Kirana. Luna menggeleng dan melirik nazril sejenak yang masih berkutat dengan dasinya.
“lo duluan saja,”ucap luna.
“oke! Bye”.

“masih butuh bantuan?”goda Luna.
“luna! Aku tak usah pakai dasi saja ya,”gumam nazril dan menarik luna untuk bergegas pergi. Tapi Luna menahannya.
“jadi setelah menciumku kau mau pergi begitu saja?”goda Luna. “terus??”tanya Nazril dingin.
“sini, kau itu harus pakai dasi biar terlihat rapi,”ucap luna sambil memasangkan kembali dasinya.
“selesai deh! Kalau kayak begini rapih kan”ucap Luna. Nazril tersenyum dan menggandeng Luna menuju mobil.




Nazril tengah mencari-cari Bryan, tapi Bryan masih tak nampak Juga. Begitupun CLaudya ia tak terlihat juga. Kalau begini Nazril yakin terjadi apa-apa terhadap Bryan. Saat itu HPnya berbunyi.
“maxime?kenapa?”
“Bryan baru saja pingsan, ia dibawa kerumah sakit.”
“siang ini gw kesana.” Klik nazril menutup telponnya. Ia menyelesaikan dulu pekerjaannya setelah itu ia menjenguk Bryan.

“bagaimana dia bisa pingsan max?”tanya Claudya sangat gundah. “aku juga tak tahu, kau jangan terus berbicara seperti itu.”
“kau kan serumah dengannya, kenapa kau masih tak tahu apa yang terjadi?”tanya Claudya masih terlihat khawatir.
“kau kenapa selalu mengkhawatirkannya? Apa kau sudah jatuh cinta padanya?”bentak Maxime. Pertanyaannya maxime membuat claudya terdiam, claudya sendiri saja tak tahu kenapa ia sangat mengkhawatirkan Bryan.
“kau tahu tidak kenapa aku menghkawatirkannya, karena kau yang menyebabkan semua ini! Kalau kau tak menabraknya mungkin dia tak akan kehilangan ingatannya dan kalung yang kau pakai itu miliknya bukan!!”bentak Claudya. Maxime kali ini yang dibuat terdiam, kemudian ia melihat kalung yang ia pakai.
“Ariel? Jadi kamu pikir kalau Bryan itu ariel? Kau ini kenapa Claudya?”tanya Maxime.
“ya, aku berpikir kalau nama asli Bryan itu Ariel. Kau mendapatkan kalung ini ditempat kau menabraknya bukan?”.Claudya menyerang Maxime.
“aku tak tahu mengenai kalung ini, dokter yang merawatku yang memberikannya!!”bentak Maxime.  CLaudya gerah harus berdebat dengan Maxime. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi. Dan maxime mengikutinya karena ia mengkhawatirkan Claudya.

“apa? Bryan Pingsan?”luna terkejut saat NAzril memberitahunya.
“iya, sekarang kita akan kesana”ucap Nazril. Luna masih terdiam,luna lebih suka memandangi Nazril ketimbang semangat untuk menjenguk Bryanl. Luna! apa sih yang kau pikirkan!!’dumelnya pada diri sendiri.
Setengah jam kemudian Luna dan nazril sudah tiba dirumah sakit. Tapi tak terlihat Maxime dan Claudya. Yang ada hanya seorang Dokter yang tengah berbicara dengan seorang suster.
“dokter? Apa anda yang merawat Bryan?”tanya Nazril.
“iya, dan ini kamarnya. Apa kau keluarganya?”tanya Dokter pada Nazril dan Luna.
“bukan dokter! Kami temannya, bagaimana keadaannya?”tanya Luna.  “sepertinya dia masih terus berusaha mengingat masalalunya itu. Dan kali ini sangat fatal, jika sekali lagi ia berusaha mengingat masalalunya. Maka ia tak akan bisa mengingat masalalunya lagi”ucap dokter.
“separah itukah dokter?”tanya luna bergidik ngeri. Dokter itu hanya mengangguk.
“boleh kami masuk dokter?”gumam Nazril. Dokter itu mengangguk.

Bryan masih terbaring lemah, terlihat sekali ia memang berusaha mengingat masa lalunya. Nazril dan luna merasa khawatir terhadap perkembangan otaknya.
“harusnya dia tak memaksakan untuk mengingat masalalunya. Benar tidak nazril”tanya Luna.
“mungkin ada hal yang memang ingin ia ingat Luna, tapi semoga saja ingatannya bisa cepat kembali. Dan ia bisa sehat kembali”harap Nazril.  Luna mengangguk setuju.
“ayo kita pulang luna, biarkan dia istirahat”ajak nazril. Kali Ini luna menurut saj, entah kenapa akhir-akhir ini Luna selalu menurut apapun yang dikatakan nazril.
****
Sepeninggal Luna Dan Nazril. Bryan terasa berada ditempat dan itu sebuah danau. Anak sepasang anak kecil sedang bercanda disana.
“Danau ini kuberi nama Alexandria ariel”ucap anak kecil perempuan itu.
“kenapa begitu Luna? apa kau menyukai Danau?”tanya anak laki-laki itu.
“karena danau ini indah Ariel, makanya aku beri nama Alexandria”gumam perempuan yang menyebut dirinya Luna. laki-laki disebelahnya itu pasti bernama ariel. Karena hanya mereka berdua disini.
Kenapa aku seperti merasa pernah mengalami semua itu? Luna? Ariel? Kenapa nama itu tak asing lagi?? Apakah aku ini Ariel? Apakah aku ini orang dimasalalu Luna?’batin Bryan, perlahan namun pasti satu demi satu ingatan dimasalalunya mulai kembali dan Bryan mulai mengingat semuanya.

*Duuaaarrr!!!! Terdengar suara petir. Hujan diluar sangatlah deras.
“nazril, bisa lebih cepat menyetirnya? Kita harus cepat sampai rumah”gumam Luna. “aku juga lagi berusaha Luna.”gumam Nazril.
Saat tiba dirumah hujan sudah deras. Luna dan nazril terpaksa kehujanan saat akan masuk rumah.
“apa bibik sudah pulang?”tanya Luna.
“sepertinya begitu, rumah nampak gelap luna. ayo kita masuk”ucap Nazril. Luna menurut saja, diluar hujan sangat deras.
Luna mengambil handuk dan mengeringkan rambut nazril. Begitupun sebaliknya, lantas keduanya tertawa.
“kenapa kita tak mengeringkan rambut kita sendiri?”gumam nazril.
“entahlah Nazril”ucap Luna kemudian diselingi tawa.
*Duuaaarrr…!!! Suara petir terdengar kembali dan ini membuat luna kaget dan berhambur kepelukan nazril.
“Luna kau kenapa?”tanya nazril. “suara petir itu mengangetkanku Nazril”ucap Luna masih terus memeluk nazril.
“lebih baik kita tidur!”ucap nazril, luna menurut saja. “kau tidur saja dulu, aku ambil teh hangat dulu,”ucap nazril begegas pergi. Tapi Luna menariknya.
“kau kenapa Luna?”tanya Nazril. “kau disini saja, kalau petirnya datang lagi aku takut.”gumam luna. nazril memeluk Luna dan menenangkan gadisnya itu.
“ada aku luna,”ucap Nazril. Luna tersenyum dan membenamkan kepalanya ketubuh nazril.
“Nazril!! Sejak kapan kita jadi seperti ini, rasanya aneh ya”ucap Luna tertawa. “ya  kau benar, rasanya aneh Luna.” luna memandang Nazril, mereka saling tatap dan nazril mendekati Luna, Luna masih terdiam, ia masih terdiam memandang Nazril. Bahkan saat Nazril mencium keingnya, matanya dan bahkan bibirnya Luna masih terdiam. Luna membiarkan Nazril menyentuhnya dan membiarkan Malam ini menjadi milik mereka.

~To Be Continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar